Berita Banda Aceh

Tangkapan Nelayan Mulai Meningkat, Harga Ikan Berangsur Turun, Ini Harga di PPS Lampulo Banda Aceh

Pada hari Rabu, 3 Maret 2021 kemarin, ada tujuh unit kapal yang pulang melaut. Rata-rata setiap kapal membawa pulang ikan 10 - 15 ton.

Penulis: Herianto | Editor: Mursal Ismail
SERAMBI/HERIANTO
FOTO TAK TERKAIT DENGAN BERITA - Suasana lelang ikan di Dermaga PPS Lampulo, Banda Aceh, minim pembeli karena harga ikan yang melambung tinggi. Foto direkam Minggu (17/1/2021). 

Pada hari Rabu, 3 Maret 2021 kemarin, ada tujuh unit kapal yang pulang melaut. Rata-rata setiap kapal membawa pulang ikan 10 - 15 ton.

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Tangkapan ikan oleh para nelayan memasuki minggu pertama Maret 2021 ini mulai meningkat dibanding beberapa pekan sebelumnya. 

Oleh karena itu, harga ikan laut pun berangsur mulai diturun. 

Hal ini seperti terlihat di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Kutaradja Lampulo, Banda Aceh. 

“Pada hari Rabu, 3 Maret 2021 kemarin, ada tujuh unit kapal yang pulang melaut.

Rata-rata setiap kapal membawa pulang ikan 10 - 15 ton.

Baca juga: Diciduk tanpa Perlawanan di Kediamannya, Ternyata Ini Peran IP dalam Perampokan Truk di Aceh Tamiang

Sedangkan minggu lalu hanya sekitar 4 – 5 ton per unit kapal," kata Doyok, pedagang ikan grosir di PPS Kutaradja Lampulo menjawab Serambinews.com, Kamis (4/3/2021). 

Doyok menyebutkan jenis ikan yang dibawa pulang kapal nelayan itu, umumnya dungun, anak cakalang (bodrek), cakalang, dan baby tuna.

Ikan dungun dilelang dengan harga Rp 10.000 – 12.000/Kg (Rp 300.000 – Rp 360.000/keranjang/30 kg), lebih rendah dari minggu lalu berkisar Rp 18.000 – Rp 20.000/Kg ( Rp 540.000 – Rp 600.000/keranjang/30 Kg).

Anak ikan cakalang (bodrek) dilelang juga dilelang sekitar 10.000 – Rp 12.000/Kg.

Sebelumnya Rp 18.000 – Rp 20.000/Kg. Sedangkan ikan cakalang harga lelangnya masih tetap tinggi mencapai Rp 25.000 per kilogram atau Rp 750.000/keranjang (30 Kg).

Ikan baby tuna, sebut Doyok, karena hasil tangkapannya masih sedikit, harga lelangnya hingga minggu pertama bulan Maret 2021 ini  masih tetap tinggi, yakni Rp 30.000/Kg atau Rp 900.000/keranjang (30 Kg).

Penurunan harga lelang ikan itu, kata Doyok, berdampak terhadap penjualan ikan secara eceran di pasaran ikan di berbagaia daerah. 

Baca juga: BREAKING NEWS: Satu Perampok Truk di Aceh Tamiang Dibekuk, Tiga Pelaku Lain DPO

Belum dibekukan untuk ekspor

Dikonfirmasi Serambinews.com secara terpisah, eksportir ikan, Almer Nafis, mengatakan tangkapan nelayan yang mulai meningkat ini baru memenuhi untuk pasar lokal. 

Sedangkan untuk kualitasi ekspor yang ikannya harus dibekukan dan diolah lagi, belum memenuhi syarat untuk dibekukan karena kualitasnya masih kurang bagus. 

Almer menyebutkan sejak Februari 2021, pihaknya belum bisa mengumpul ikan untuk ekspor.

Hal ini disebabkan, hasil tangkapan ikan nelayan sedang menurun, karena faktor angin dan gelombang air di tengah laut masih kencang dan tinggi, sehingga banyak kapal nelayan belum pergi melaut.

Kalaupun ada yang pergi melaut, ungkap Almer, hasil tangkapan yang dibawa pulang hanya sekitar 3 – 4 ton.

Almer memperkirakan, hasil tangkapan ikan nelayan akan meningkat kembali, pada minggu kedua bulan ini, karena tekanan angin dan gelombang air laut menurut perkiraan BMKG, sudah mulai kembali ormal. 

Pada saat gelombang laut normal, menurut Almer, ikan akan kembali bermain di permukaan laut, di saat itu hasil tangkapan boat ikan nelayan akan meningkat.

Sejak tanggal 1 – 4 Maret ini, kata Almer, kapal nelayan yang bawa pulang ikan dari melautnya ke dermaga PPS Kutaradja di Lampulo, memang sudah mulai banyak, yakni mencapai 10 – 15 ton unit kapal.

Tapi jenis ikan yang dibawa pulang, kualitasnya masih belum bisa dibekukan untuk ekspor.

“Kita tunggu sampai minggu kedua bulan ini.

Begitu ikan yang dibawa pulang banyak dan kualitasnya bagus, pada saat itu, kita beli sebanyak-banyaknya dari nelayan untuk dibekukan dan diekspor kembali ke Jepang, Brunei Darussalam, Singapura. 

Begitu juga ke negara-negara Eropa, Amerika dan negara lainnya,” ujar Almer.

Baca juga: Misteri Calon Wagub PNA, Kata Sayuti Abubakar, Sekjen PNA yang Jelaskan

Almer menjelaskan, permintaan ikan beku di luar negeri saat ini, memang sedang tinggi, begitu juga harganya.

"Ikan beku sebanyak 12 ton yang pernah kita eskpor ke Brunei Darusslam pada akhir Januari lalu, ikan yang dikumpulkan pada bulan Desember 2020 - Januari 2021 lalu.

Bulan Februari 2021, karena ikannya sedikit, maka tidak ekspor, dijual untuk pasar lokal saja,” ujarnya.

Sementara itu, Abubakar, pengusaha perikan lainnya mengungkapkan hal hampir serupa.

Hasil tangkapan nelayan pada minggu pertama bulan Maret ini, memang sudah mulai banyak. Setiap kapal yang pulang melaut rata-rata membawa pulang ikan sekitar 10 – 13 ton, sebelumnya hanya 4 – 7 ton.

Tapi ikan yang dibawa pulang, masih ikan untuk pemasaran pasar lokal atau belum bisa untuk pasar ekspor, karena jenis dan kualitas ikannya belum begitu bagus.

“ Menurut perkiraan kami, pada minggu kedua nanti, hasil tangkapan ikan nelayan, bisa bertambah lagi dan ikan yang dibawa pulang kapal nelayan sudah kualitas ekspor.

Soalnya kondisi laut pada minggu kedua, sudah normal kembali,” ujar Abubakar.

Kepala UPTD PPS Kutaradja Lampulo, Oni Kandi, mengatakan produksi hasil tangkapan ikan nelayan di PPS Kutaradja Lampulo ini, pada minggu pertama bulan Maret ini, mulai meningkat kembali.

Kenaikan hasil tangkapan dan penurunan harga ikan nelayan itu, kembali mengundang pedagang ikan dari berbagai daerah datang membeli ikan ke Dermaga PPS Kutaradja Lampulo.

“Sejak tanggal 1 sampai 4 Maret 2021 ini, jumlah pedagang ikan lokal yang datang membeli ikan ke Dermaga PPS Kutaradja diperkirakan sekitar 500 – 600 orang/hari.

Mereka menggunakan sepeda motor, becak, pikap dan truk cold box,” ujar Oni Kandi. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved