Berita Banda Aceh

Fatmawati, Perempuan yang Sudah Setengah Abad Lebih Jualan Sirih Depan Masjid Raya, Begini Kisahnya

Bagi Anda yang berkunjung ke Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh, pemandangan para kaum ibu maupun menjual sirih bukan hal asing lagi bagi pandangan.

Penulis: Syamsul Azman | Editor: Mursal Ismail
SERAMBINEWS.COM/ SYAMSUL AZMAN
Fatmawati (63) perempuan penjual sirih di seputaran Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh 

Dengan demikian perempuan yang ini sudah berjualan sirih setengah abad lebih depan Masjid Raya Baiturrahman yang merupakan masjid kebanggaan masyarakat Aceh ini. 

Laporan Syamsul Azman | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Bagi Anda yang berkunjung ke Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh, pemandangan para kaum ibu penjual sirih bukan hal asing lagi.

Berada di seputaran Masjid Raya Baiturrahman, dengan berlindung di bawah kios ukuran sekitar satu meter, di lokasi itu lah para kaum ibu mengadu nasib.

Penjual sirih di seputaran Masjid Raya Baiturrahman memang bukan hal baru lagi, bahkan sebelum Tsunami Aceh melanda, para wanita penjual sirih ini sudah bernaung di bawah terik mentari setiap harinya di lokasi itu.

Bahkan, pada tahun 60-an, para penjual sirih di dekat masjid raya ini sudah menapaki jejak, seperti seorang perempuan bernama Fatmawati (63), ia mengaku telah berjualan sirih dari tahun 1969 di lokasi itu.

Baca juga: Ustaz Masrul Aidi Ceramah di Pidie, Ajak Warga Bisa Keluar dari Klaim Termiskin di Sumatera 

Kepada Serambinews.com, Minggu (7/3/2021) ia menerangkan telah berjualan dari usia 11 tahun hingga kini.

Dengan demikian perempuan yang ini sudah berjualan sirih setengah abad lebih depan Masjid Raya Baiturrahman yang merupakan masjid kebanggaan masyarakat Aceh ini. 

Yuk, kita ikuti kisahnya. 

“Saya berjualan sirih di seputaran Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh sejak tahun 1969 saat berusia 11 tahun,” ucapnya.

Menurutnya, sejak ia kecil memang sudah ada orang yang berjualan sirih di seputaran Masjid Raya, sehingga ia kesulitan untuk menceritakan sejarah maupun asal usul beberapa pedagang berjualan sirih di lokasi tersebut.

Baca juga: Mendengar Keluh-kesah Masyarakat, Bupati Aceh Selatan Rela Menginap di Alur Keujrun

"Saya dari kecil jualan di sini sejak usia 11 tahun mengikuti orang tua, saat usia 11 tahun memang sudah ada juga yang berjualan di sini," tambahnya.

Untuk pemasukan, Fatmawati menyebut kini sehari ia bisa membawa pulang uang sejumlah Rp 200 ribu sampai Rp 300 ribu, tergantung pengunjung di Masjid Raya.

Untuk konsumen, sebutnya hampir sama rata, pembelinya ada dari orang Aceh sendiri maupun orang luar Aceh.

"Biasanya sehari Rp 200 ribu kadang bisa Rp 300 ribu, biasanya yang beli sama hampir, ada dari orang Aceh ada pula yang dari luar Aceh.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved