Produksi Gabah

Pemerintah Targetkan Produksi Gabah Aceh 2021 Sebanyak 2 juta Ton

Karena, pada tahun lalu, dimana suasana daerah ini masih pandemi covid 19, produksi gabah dan beras kita bisa meningkat. Gabah naik 42.875 ton dan ber

Penulis: Herianto | Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS.COM/ZAINUN YUSUF
Pekerja sedang mengangkut gabah yang baru dipanen areal sawah (blang) Cot Seutui, Blangpidie, Abdya, Minggu (13/12/2020). 

Laporam Herianto I Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh pada tahun 2021 telah membuat prediksi produksi gabah sekitar 2.038.690 ton.

Prediksi produksi padi sebesar itu didasarkan dari rencana luas tanam 379.439 hektare dan luas panen 360.467 hektare, dengan tingkat produktivitas 5,6 ton/hektare.

Demikian dikatakan Plt Kadistanbun Aceh Ir Khairil, yang didampingi Kabid Produksinya, Syafrizal kepada Serambinews.com Minggu (7/3) di Banda Aceh.

Khairil dan Safrizal mengatakan untuk produksi pangan beras, kita tidak begitu terlalu khawatir di Aceh.

Karena, pada tahun lalu, dimana suasana daerah ini masih pandemi covid 19, produksi gabah dan beras kita bisa meningkat. Gabah naik 42.875 ton dan beras naik 24.457 ton.

Ketua MPR RI Lepas Peserta Tour De Bangka “Pajero One”, Usung Misi Sosial, Ekonomi, dan Keteladanan

Titik Panas di Aceh dalam Dua Hari Terakhir tidak Terdeteksi, Hasil Pantauan BMKG

Kenaikan gabah dan beras yang kita sebutkan itu, kata Khairil dan Safrizal, sudah dilakukan perkiraan oleh pihak BPS.

Tahun 2019 lalu produksi gabah Aceh sekitar 1.714.436 ton, tahun 2020 naik 42.875 ton menjadi 1.757.313 ton.

Sedangkan beras tahun 2019 lalu 982.570 ton, tahun 2020 naik sebanyak 24.573 ton menjadi 1.007.143 ton.

Kenaikan produksi gabah dan beras Aceh dalam dua tahun terakhir ini, kata Khairil dan Safrizal, disebabkan oleh terus bertambahnya luas tanam dan luas tanam padi di Aceh.

Selain itu, kepedulian kelompok tani, bertsama petani dan penyuluh pertanian terhadap ancaman dan gangguan hama tikus, ulat, wereng serta kekeringan, semakin tahun semakin tinggi.

Salah satu contohnya, kasus kekeringan yang terjadi di Aceh Besar dan beberapa daerah lainnya. Kepompok tani dan petani setempat bersama penyuluh, ketika sudah ada gejala kekeringan, untuk daerah sawah tadah hujan yang berada di dekat aliran sungai yang airnya masih cukup banyak, mereka langsung melakukan aksi penanganan kekeringan, dengan cara meminjam pompa air ke Balai Proteksi Tanaman Pangan, Hortikultura (BPTPHP) Aceh dan Distanbun Aceh.

Sehingga luas areal tanaman padi yang mengalami kekeringan jadi berkurang.

Kecuali itu, kata Safrizal, serangan hama tikus di sejumlah areal tanaman padi di Blang Pidie, Abdya dan serangan hama ulat grayak di areal persawahan Peureulak, Aceh Timur, sudah ditangani.

Begitu kelompok tani di Blang Pidie, Abdya dan Peureulak, Aceh Timur, bersama penyuluh pertanian di sana, melaporkan kepada BPTHPH Aceh dan Distanbun Aceh, untuk meminta pertolongan penanganan hama tikus dan ulat grayak yang mulai menyerang tanaman padi yang mau panen.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved