Musim Kemarau
Warga Berburu Udang Galah di Sungai Peureulak Sepanjang Musim Kemarau
Caranya dengan cara menyelam menggunakan kaca mata selam, dan menggunakan tembak ikan tradisional yang terbuat dari kayu dan mata panah besi.
Penulis: Seni Hendri | Editor: Ansari Hasyim
Laporan Seni Hendri | Aceh Timur
SERAMBINEWS.COM, IDI – Memasuki musim kemarau atau air jernih warga Lorong Tanjung Lipat, Dusun Bukit Cinta, Desa Peunaron Baru, Kecamatan Peunaron, Aceh Timur, memanfaatkan momen ini untuk berburu udang dan ikan air tawar di sungai Peureulak.
Salah satu pencari ikan, Saidir Ali, kepada Serambinews.com, Minggu (7/3/2021) mengatakan, berburu ikan dilakukan setahun sekali saat musim air jernih.
Caranya dengan cara menyelam menggunakan kaca mata selam, dan menggunakan tembak ikan tradisional yang terbuat dari kayu dan mata panah besi.
• VIDEO - Rumah Kost Longsor Akibat Hujan Deras, 2 Orang Selamat dan Satu Meninggal Dunia
• Kisah Dibalik Ustadz Abdul Somad Gendong Bayi di Lhokseumawe, Anak Ceria Ayah Senang
Dalam sehari katanya, hasil buruan ikan dan udang bisa mencapai 5 sampai 10 kg. Setelah lebih untuk konsumsi sendiri udang dijual dengan harga Rp 130-150 ribu per kg, sedangkan ikan dijual dengan harga Rp 25-30 ribu per kg.
Ada beberapa jenis ikan yang berhasil didapat warga dari berburu yaitu ikan baung, gurami, paitan, jurung, dungdung, dan udang galah.
Ardi Ansyah, kepala Dusun Bukit Cinta, Desa Peunaron Baru, mengatakan, saat musim kemarau, selain menembak ikan, warganya juga mencari ikan dengan cara memasang jaring, menjala, dan memancing.
“Buaya tetap ada tapi warga tetap waspada. Karena saat musim kemarau kawanan buaya tersebut sering menetap di lubuk sungai, namun kadang-kadang juga sering terlihat, tapi warga tetap waspada, dan hingga saat ini belum pernah ada warga yang berburu ikan diserang,” ungkap Ardi Ansyah.(*)