Internasional
Ribuan Wanita India Bergabung dengan Demonstransi Anti-Reformasi Pertanian
Ribuan wanita bergabung dalam protes oleh para petani di pinggiran New Delhi, India pada Senin (8/3/2021).
SERAMBINEWS.COM, NEW DELHI - Ribuan wanita bergabung dalam protes oleh para petani di pinggiran New Delhi, India pada Senin (8/3/2021).
Mereka juga ingin memperingati Hari Perempuan Internasional, menuntut penghapusan undang-undang baru yang membuka pasar hasil pertanian bagi pembeli swasta.
Sejak Desember 2020, banyak petani yang ditemani keluarga berkemah di tiga lokasi di pinggiran ibu kota India untuk menentang reformasi pertanian terbesar dalam beberapa dekade.
Dilansir Reuters menurut mereka akan dapat merugikan mereka.
Mengenakan syal kuning cerah yang melambangkan warna ladang sawi, para wanita itu mengambil pusat perhatian di satu lokasi utama.
Baca juga: Banyak Warga Myanmar yang Antre di Perbatasan India Untuk Mengungsi
Meneriakkan slogan-slogan, mengadakan pawai kecil, dan berpidato melalui pengeras suara untuk menargetkan hukum.
“Ini hari yang penting karena melambangkan kekuatan perempuan,” kata Veena (37) tahun dari keluarga petani, yang hanya memberikan satu nama untuk melindungi identitasnya.
“Saya percaya jika kami para wanita bersatu, maka kami dapat mencapai target kami lebih cepat,” tambah Veena, yang melakukan perjalanan dari negara bagian Punjab di utara ke tempat protes Tikri yang luas.
Lebih dari 20.000 wanita berkumpul di lokasi dekat perbatasan Delhi dengan negara bagian Haryana, kata polisi dan penyelenggara acara.
“Ini adalah hari yang akan dikelola dan dikendalikan oleh perempuan dan pembicara adalah perempuan," kata aktivis pertanian Kavitha Kuruganti.
Baca juga: Unik! Desa di India Dihuni 3.000 Janda, Ternyata Ini yang Menyebabkan Para Suami Mereka Meninggal
"Akan banyak perspektif feminis yang dibawa, dan diskusi tentang apa arti undang-undang ini bagi perempuan petani,” ujarnya.
“Ini adalah satu kesempatan lagi untuk menampilkan dan menyoroti kontribusi perempuan petani baik di bidang pertanian di India serta untuk gerakan ini," katanya.
India mengatakan reformasi akan membawa investasi swasta ke sektor pertanian yang luas dan kuno, meningkatkan rantai pasokan dan mengurangi limbah kolosal.
Dihadapkan dengan protes, pemerintah Perdana Menteri Narendra Modi menawarkan untuk menangguhkan undang-undang tersebut selama 18 bulan.
Tetapi para petani menolak untuk mundur, menuntut pencabutan segera.
Baca juga: Tesla Batal Berinvestasi di Indonesia, Lebih Pilih Negeri Bollywood, India