Berita Aceh Utara

Mayat Pria yang Ditemukan di Krueng Tambon Tunong, Aceh Utara Ternyata Santri Dayah Paloh Gadeng

Ironisnya lagi, karena merasa bersalah dan takut, ketiga santri itu sempat diam dan tidak berani memberitahukan kepada pihak Dayah Darul Huda

Penulis: Zaki Mubarak | Editor: Nurul Hayati
Foto: Kiriman Warga
Seorang warga menumukan mayat pria tanpa baju ketika hendak buang air kecil di Krueng Tambon Dusun 1 Gampong Tambon Tunong Kecamatan Dewantara, Aceh Utara, Selasa (9/3/2021). 

Ironisnya lagi, karena merasa bersalah dan takut, ketiga santri itu sempat diam dan tidak berani memberitahukan kepada pihak Dayah Darul Huda, Paloh Gadeng. 

Laporan Zaki Mubarak | Aceh Utara

SERAMBINEWS.COM,LHOKSEUMAWE - Sesosok mayat laki-laki yang awalnya tak dikenali saat ditemukan mengapung di sungai Gampong Tambon Tunong Kecamatan Dewantara, Aceh Utara, ternyata adalah santri Dayah Darul Huda Paloh Gadeng.

Identitas jenazah bernama Riski, tercatat sebagai yang menuntut ilmu agama Islam di Dayah Darul Huda.

Hal itu baru terungkap, setelah beberapa santri kawan almarhum melaporkan kepada guru mengajinya, bahwa mayat yang tak dikenali yang menjadi berita heboh adalah Riski.

Kapolres Lhokseumawe, AKBP Eko Hartanto melalui Kasubag Humas, Salman Alfarisi mengatakan, hal itu diketahui setelah mendapatkan informasi dari seorang guru di dayah tersebut yaitu Tgk Sufi.

Berdasarkan keterangan awal yang disampaikan oleh teman santri, bahwa hari itu almarhum bersama santri lain pergi ke luar dari dayah untuk memancing ikan di sungai.

Namun sebelum memancing, mereka lebih dulu mencari udang kecil di dekat tambak yang bersebelahan dengan sungai setempat.

Baca juga: CPNS 2021 - Kisi Kisi Ujian CPNS, Mulai Soal TWK, TIU dan TKP

Karena udang akan dijadikan sebagai umpan untuk memancing ikan.

“Dari keterangan yang disampaikan oleh temannya (saksi), awalnya korban dan tiga orang temannya keluar dari dayah untuk memancing,” jelas Kasubag Humas Polres Lhokseumawe, Salman Alfarisi, kepada Serambinews.com, Kamis (11/3/2021).

Menurut keterangan lain, sambung Salman, meski keempat santri itu tidak pandai berenang, namun tetap nekat mengarungi sungai.

Sehingga saat sampai ditengah sungai, keempat santri sempat kelelepan air dan berusaha menyelamatkan diri kembali ke tepian sungai.

Namun sayangnya, hanya tiga santri yang berhasil selamat dan satu lagi Riski justru masih terjebak di tengah dalamnya air sungai.

Sehingga, ketiga temannya yang baru kelelahan makin lemah ketika melihat Riski sedang tenggelam dengan tangan melambai ke atas permukaan air.

Karena tidak bisa berenang, ketiga santri itu berusaha menyelamatkan Riski dengan melempar pelepah daun kelapa untuk dapat menariknya.

Namun sayang, usaha itu gagal hingga lambaian tangan Riski ikut tenggelam dan menghilang dalam sungai.

Baca juga: Cari Solusi Pembangunan Aceh, IMPAS Gelar Diskusi, Pembicara Mantan Menteri dan Rektor UNIKI

Ironisnya lagi, karena merasa bersalah dan takut, ketiga santri itu sempat diam dan tidak berani memberitahukan kepada pihak Dayah Darul Huda, Paloh Gadeng.

“Jadi ketiga temannya baru memberitahukan kepada guru di dayah terkait kejadian itu kemarin Rabu (10/3/2021). Lalu hal itu dilaporkan ke Polsek Dewantara. Kemudian menyampaikan hal itu kepada keluarga korban,” jelasnya.

Korban Riski merupakan warga Gampong Baloy, Kecamatan Blang Mangat, Kota Lhokseumawe.

Pascakejadian itu, Keluarga korban juga sudah mengikhlaskan kepergian anaknya Riski yang meninggal karena musibah tenggelam.

Seperti diberitakan sebelumnya, Seorang warga menumukan mayat pria tanpa baju, ketika hendak buang air kecil di Krueng Tambon Dusun 1, Gampong Tambon Tunong, Kecamatan Dewantara, Aceh Utara, Selasa (9/3/2021).

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved