Berita Aceh Utara
Mayat Pria yang Ditemukan di Krueng Tambon Tunong, Aceh Utara Ternyata Santri Dayah Paloh Gadeng
Ironisnya lagi, karena merasa bersalah dan takut, ketiga santri itu sempat diam dan tidak berani memberitahukan kepada pihak Dayah Darul Huda
Penulis: Zaki Mubarak | Editor: Nurul Hayati
Ironisnya lagi, karena merasa bersalah dan takut, ketiga santri itu sempat diam dan tidak berani memberitahukan kepada pihak Dayah Darul Huda, Paloh Gadeng.
Laporan Zaki Mubarak | Aceh Utara
SERAMBINEWS.COM,LHOKSEUMAWE - Sesosok mayat laki-laki yang awalnya tak dikenali saat ditemukan mengapung di sungai Gampong Tambon Tunong Kecamatan Dewantara, Aceh Utara, ternyata adalah santri Dayah Darul Huda Paloh Gadeng.
Identitas jenazah bernama Riski, tercatat sebagai yang menuntut ilmu agama Islam di Dayah Darul Huda.
Hal itu baru terungkap, setelah beberapa santri kawan almarhum melaporkan kepada guru mengajinya, bahwa mayat yang tak dikenali yang menjadi berita heboh adalah Riski.
Kapolres Lhokseumawe, AKBP Eko Hartanto melalui Kasubag Humas, Salman Alfarisi mengatakan, hal itu diketahui setelah mendapatkan informasi dari seorang guru di dayah tersebut yaitu Tgk Sufi.
Berdasarkan keterangan awal yang disampaikan oleh teman santri, bahwa hari itu almarhum bersama santri lain pergi ke luar dari dayah untuk memancing ikan di sungai.
Namun sebelum memancing, mereka lebih dulu mencari udang kecil di dekat tambak yang bersebelahan dengan sungai setempat.
Baca juga: CPNS 2021 - Kisi Kisi Ujian CPNS, Mulai Soal TWK, TIU dan TKP
Karena udang akan dijadikan sebagai umpan untuk memancing ikan.
“Dari keterangan yang disampaikan oleh temannya (saksi), awalnya korban dan tiga orang temannya keluar dari dayah untuk memancing,” jelas Kasubag Humas Polres Lhokseumawe, Salman Alfarisi, kepada Serambinews.com, Kamis (11/3/2021).
Menurut keterangan lain, sambung Salman, meski keempat santri itu tidak pandai berenang, namun tetap nekat mengarungi sungai.
Sehingga saat sampai ditengah sungai, keempat santri sempat kelelepan air dan berusaha menyelamatkan diri kembali ke tepian sungai.
Namun sayangnya, hanya tiga santri yang berhasil selamat dan satu lagi Riski justru masih terjebak di tengah dalamnya air sungai.
Sehingga, ketiga temannya yang baru kelelahan makin lemah ketika melihat Riski sedang tenggelam dengan tangan melambai ke atas permukaan air.
Karena tidak bisa berenang, ketiga santri itu berusaha menyelamatkan Riski dengan melempar pelepah daun kelapa untuk dapat menariknya.
Namun sayang, usaha itu gagal hingga lambaian tangan Riski ikut tenggelam dan menghilang dalam sungai.
Baca juga: Cari Solusi Pembangunan Aceh, IMPAS Gelar Diskusi, Pembicara Mantan Menteri dan Rektor UNIKI
Ironisnya lagi, karena merasa bersalah dan takut, ketiga santri itu sempat diam dan tidak berani memberitahukan kepada pihak Dayah Darul Huda, Paloh Gadeng.
“Jadi ketiga temannya baru memberitahukan kepada guru di dayah terkait kejadian itu kemarin Rabu (10/3/2021). Lalu hal itu dilaporkan ke Polsek Dewantara. Kemudian menyampaikan hal itu kepada keluarga korban,” jelasnya.
Korban Riski merupakan warga Gampong Baloy, Kecamatan Blang Mangat, Kota Lhokseumawe.
Pascakejadian itu, Keluarga korban juga sudah mengikhlaskan kepergian anaknya Riski yang meninggal karena musibah tenggelam.
Seperti diberitakan sebelumnya, Seorang warga menumukan mayat pria tanpa baju, ketika hendak buang air kecil di Krueng Tambon Dusun 1, Gampong Tambon Tunong, Kecamatan Dewantara, Aceh Utara, Selasa (9/3/2021).
Warga yang melihat mayat tersebut adalah Heri.
Ia kaget, saat menemukan mayat seorang pria mengapung tanpa mengenakan baju.
Penemuan mayat itu, sempat menghebohkan warga Tambon Tunong yang datang untuk melihat dan mencoba mengenalinya.
Namun sayang, tidak satu pun warga yang mengenal mayat tanpa identitas tersebut.
Kapolres Lhokseumawe AKBP Eko Hartanto melalui Kapolsek Dewantara AKP Nurmansyah membenarkan, adanya penemuan mayat pria yang mengapung di Krueng Tambon.
Dikatakannya, kronologisnya, pada Selasa (9/3/2021), sekitar pukul 14.20 WIB Fauzi (50) warga Gampong Tambon Tunong sedang memperbaiki pintu pagar rangkang (balai) miliknya.
Sesaat kemudian, seorang temannya Heri datang untuk menikmati makan siang di rangkang milik Fauzi.
Lalu, Heri hendak buang air kecil di pinggir sungai setempat.
Baca juga: Besok, Jumat Terakhir Bulan Rajab, 4 Profesor Jadi Khatib, Ini Daftar Lengkap Khatib di Banda Aceh
Namun Heri justru sontak kaget, ketika melihat ada mayat tanpa baju dengan celana training warna hitam mengapung di sungai dalam posisi telungkup.
Karena tak berani menyentuh mayat, Heri dan Fauzi memberitahukan tentang penemuan mayat itu pada Keusyik Gampong Tambon Tunong.
Akhirnya, Keuchik Aguseha menghubungi Personel Polsek Dewantara dan Koramil 03/Dwt serta mengajak masyarakat, berangkat bersama untuk melakukan pengecekan kebenaran info temuan mayat.
Rombongan dipimpin Kapolsek Dewantara AKP Nurmansyah itu, akhirnya menemukan mayat tersebut dan langsung dilakukan evakuasi dari dalam sungai.
Kemudian, mayat tanpa identitas itu diangkat dan dimasukkan ke dalam kantong plastik jenazah.
Selanjutnya, Personel Polsek Dewantara menghubungi personel identifikasi Polres Lhokseumawe dan menyampaikan penemuan mayat yang belum diketahui identitasnya.
Sekaligus meminta, agar personel identifikasi Polres Lhokseumawe segera ke lapangan.
Sehingga, pada pukul 15.04 WIB personel Identifikasi sat reskrim Polres Lhokseumawe dipimpin oleh kasat Reskrim Polres Lhokseumawe Iptu Yoga Panji Prasetya SIK tiba di lokasi.
Kapolsek menyebutkan, usai dilakukan visum pada pukul 15.25 WIB, mayat langsung dievakuasi ke RS Cut Meutia dengan menggunakan ambulance milik Puskesmas Dewantara.
Sampai saat ini, mayat pria malang itu belum dapat dikenali identitasnya dan sama sekali tidak meninggalkan petunjuk atau tanda untuk dikenali. (*)
Baca juga: VIDEO - Kisah Wanita Lakukan Foto Prewedding Sendiri karena Calon Suami Batalkan Pernikahan