Internasional

PBB Salahkan Milisi Houthi Atas Pembantaian Migran Afrika, Kamp Pengungsi Sengajar Dibakar

Organisasi Migrasi Internasional (IOM) menyalahkan milisi Houthi sebagai pelaku pembantaian migran Afrika.

Editor: M Nur Pakar
AFP
Seorang pria tertunduk lesu melihat kondisi kamp migran Afrika hangus terbakar di Sanaa, Yaman. 

SERAMBINEWS.COM, AL-MUKALLA - Organisasi Migrasi Internasional (IOM) menyalahkan milisi Houthi sebagai pelaku pembantaian migran Afrika.

Mereka membakar kamp pengungsi yang sudah seperti penjara dengan penghuni penuh sesak pada Minggu (7/3/2021).

Milisi Houthi yang didukung Iran sepenuhnya bertanggung jawab atas kondisi di pusat penahanan migran yang penuh sesak di Sanaa.

"Puluhan migran Afrika tewas dalam kebakaran hebat," kata badan migrasi PBB itu pada Minggu (14/3/2021).

Baca juga: Dubes Inggris Terkejut, Milisi Houthi Bertindak Brutal di Kamp Migran Afrika

“Kondisi fasilitas penampungan, yang tiga kali melebihi kapasitas, tidak manusiawi dan tidak aman,” kata Antonio Vitorino, Direktur Jenderal IOM.

Dilansir ArabNews, Kepala badan migrasi PBB tersebut menolak upaya Houthi untuk membantah tuduhan kepada PBB.

Vitorino menolak klaim milisi bahwa organisasinya telah mengabaikan pusat tersebut dan gagal memasang peralatan keselamatan,.

Juga membantah mengirim para migran kembali ke negara asal mereka.

“IOM tidak mendirikan, mengelola atau mengawasi pusat penahanan di Yaman atau di mana pun di dunia,” katanya.

Baca juga: Jepang Desak Houthi Akhiri Perang Berkepanjangan di Yaman, Kutuk Serangan ke Kilang Minyak Aramco

"Tim kami menyediakan layanan penting bagi para migran seperti makanan, perawatan kesehatan, dan air yang tidak akan mereka terima," jelasnya.

Lusinan kelompok hak asasi lokal, aktivis dan pejabat pemerintah telah menyerukan penyelidikan internasional atas kebakaran mematikan pada 7 Maret itu.

Mereka menuduh Houthi buru-buru menguburkan orang mati dan mengintimidasi para korban dan keluarga mereka untuk menyembunyikan kebenaran.

Korban tewas resmi dari kebakaran tersebut adalah 43 orang, semua migran dari Ethiopia, Eritrea, Djibouti, Somalia dan Sudan.

Banyak orang yang selamat dirawat di rumah sakit karena luka bakar dan efek menghirup asap.

Namun, jumlah kematian sebenarnya diperkirakan jauh lebih tinggi, mungkin ratusan orang.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved