Anton Medan Meninggal
Anton Medan Meninggal karena Penyakit Stroke dan Diabetes, Meninggalkan 7 Anak dan 12 Cucu
Istri pria bernama Ramdhan Effendi alias Tan Hok Liang atau yang lebih dikenal dengan nama Anton Medan, Erisa Apsari terlihat menangis.
Istri pria bernama Ramdhan Effendi alias Tan Hok Liang atau yang lebih dikenal dengan nama Anton Medan, Erisa Apsari terlihat menangis.
SERAMBINEWS.COM - Anton Medan sudah pergi selama-lamanya.
Duka mendalam menyelimuti keluarga dan orang-orang terdekatnya.
Anton Medan meninggal dunia. Suasana duka sangat terasa di rumah duka Anton Medan.
Istri pria bernama Ramdhan Effendi alias Tan Hok Liang atau yang lebih dikenal dengan nama Anton Medan, Erisa Apsari terlihat menangis.
Anton Medan disemayamkan di rumah duka di Kampung Bulak Rata, Kelurahan Pondok Rajeg, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, Senin (15/3/2021)
Baca juga: Mr Riza Barbershop Buka Cabang Baru, Pemilik Kartu TFC Cukup Bayar Rp 20.000
Baca juga: Bulan Ampunan Sebelum Ramadan, Kapan Ibadah Malam Nisfu Syaban 1442 H Dilakukan?
Baca juga: Dandim 0110 Serahkan Bantuan Mesin Jahit Kepada Masyarakat
Menurut pantauan TribunnewsBogor.com, Erisa terus memegangi tangan almarhum sambil tertunduk dan terisak di tengah pembacaan surat Yasin dari para kerabat yang berdatangan.
Almarhum Anton medan ini meninggal di usia 64 tahun.
Ia meninggalkan 7 orang anak dan 12 orang cucu setelah berjuang melawan penyakit diabetes yang dideritanya.
Anak almarhum, Delly Viki Ramdani mengatakan bahwa almarhum merupakan sosok ayah yang luar biasa baginya.
"Luar biasa, ketegasan beliau, sayang kepada anak, ngedidik kita untuk mandiri buat fight sama hidup. Alhamdulillah semua anak-anak dipersiapkan dengan mateng," katanya sembari menahan air mata kepada wartawan, Senin.
Dia menjelaskan bahwa anak almarhum semuanya dimasukkan ke pesantren di berbagai daerah termasuk dirinya.
Delly mengatakan bahwa sosok almarhum juga sangat totalitas dalam dakwah Islam sampai dia membangun pesantren At-Taibin di Cibinong, Bogor.
Sebab, kata dia, menjadi muslim keturunan Tionghoa, tidaklah mudah karena masih banyak diskriminasi.
"Makanya bapak bener-bener totalitas untuk merangkul orang-orang keturunan Tionghoa yang masuk Islam untuk jadi paguyuban satu yaitu Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI)," katanya.