Viral Medsos
Aktivis Baku Hantam dengan Jurnalis saat Demonstrasi, Diduga Marah Diliput Karena Tim Politik
Seorang aktivis terlibat baku hantam dengan jurnalis karena meliput aksi demonstasi, merasa rugi karena yang didemo adalah tim politik.
Penulis: Syamsul Azman | Editor: Safriadi Syahbuddin
SERAMBINEWS.COM, PARAGUAY - Seorang aktivis terlibat baku hantam dengan jurnalis karena meliput aksi demonstasi, merasa rugi karena yang didemo adalah tim politik, aktivis ini menyerang jurnalis.
Aktivis yang menyerang bernama Marco Cecilio Báez, penyerangan terjadi di sekitar Plaza de Armas, Asunción Paraguay.
Ia juga merupakan seorang yang dekat dengan Efraín Alegre, yakni tokoh politik Paraguay.
Marco Cecilio Báez memiliki catatan kriminal, yakni melakukan pembakaran ketika sebuah kongres politik berlangsung dan menyerang komunikator.
Melansir dari Hoy.com, Kamis (18/3/2021) cuplikan video yang tersebar luas di medsos memperlihatkan baku hantam antara aktivis dan jurnalis.
Situasi semakin sulit, ketika beberapa demostran lain ikut menyerang jurnalis.
Polisi yang berada di lokasi langsung memisahkan antara jurnalis dan aktivis, setelah adanya upaya untuk membuat suasana semakin kacau dengan menyerang awak media.
Baca juga: GeRAK Aceh Minta Kejati Juga Terapkan UU TPPU dalam Kasus Proyek Jalan Muara Situlen Gelombang Agara
Baca juga: 161 Personel Polres Langsa Jalani Suntik Vaksin Covid-19
Marco Cecilio Báez adalah pemimpin PLRA terkenal yang merupakan bagian dari tim politik Efraín Alegre.
Ia sendiri pernah ikut serta dalam pembakaran Kongres Nasional tahun 2017, didakwa atas vandalisme.
Beberapa video dan gambar memperlihatkan Marco terlibat dalam unjuk rasa dan menyebabkan kerusakan.
Ia memasuki kompleks parlemen dan membuat kerusakan dengan melakukan pembakaran.
Sebelumnya juga ia terlibat dalam aksi kekerasan terhadap seorang jurnalis pada April 2017 silam.
Yakni pada momen Misa di lokasi yang sama yakni Plaza de Armas.
Beberapa video juga memperlihatkan, Marco meluapkan amarah kepada pihak berwajib yang menjaga kantor Kongres Nasional, ia juga mengancam akan melempar kantor tersebut dengan kotoran.
Paraguay sedang menghadapi gejolak, melansir dari Kompas.com, (8/3/2021) Presiden Paraguay Mario Abdo Benitez telah meminta semua menteri di jajaran kabinetnya untuk mengundurkan diri.
Permintaan itu disampaikannya menyusul bentrokan antara demonstran dan polisi dalam aksi protes terhadap penanganan pemerintah terhadap pandemi Covid-19.
Menteri Komunikasi Paraguay Juan Manuel Brunetti mengatakan pada Sabtu (6/3/2021) bahwa Abdo Benitez meminta semua anggota kabinet untuk menyerahkan posisi mereka.
“Presiden pasti akan berbicara hari ini dengan warga. Dia (akan) mengumumkan perubahan, tapi kami ingin semua warga tahu dan mengerti bahwa pesan mereka sudah sampai ke presiden,” tutur Brunetti.
Brunetti menambahkan, Abdo Benitez menghormati aksi protes damai dan seruan untuk perdamaian, sebagaimana dilansir Al Jazeera.
Bentrokan terjadi pada Jumat (5/3/2021) malam waktu setempat antara pengunjuk rasa dan polisi di ibu kota Paraguay, Asuncion.
Perusuh melempari para petugas dengan batu, yang kemudian polisi membalasnya dengan menembak peluru karet dan gas air mata.
Baca juga: Lowongan Kerja Anak Perusahaan Pelindo III, Tersedia Banyak Posisi, Cek Syaratnya
Komisi Hak Asasi Manusia Inter-Amerika (IACHR) pada Sabtu menyatakan keprihatinan karena polisi Paraguay menggunakan kekerasan yang berlebihan terhadap rakyat selama protes.
IACHR lantas meminta pihak berwenang untuk menyelidiki pengaduan pelanggaran hak asasi manusia.
Demonstrasi itu terjadi karena rakyat marah atas lonjakan kasus Covid-19 di Paraguay hingga rumah sakit kewalahan menerima pasien Covid-19.
Aksi demonstrasi akhirnya pecah dan para demonstran rasa berunjuk rasa di luar gedung Kongres untuk menuntut pengunduran diri Abdo Benitez.
Pada Kamis (4/3/2021), Senat Paraguay mengeluarkan resolusi yang menyerukan agar Menteri Kesehatan Julio Mazzoleni mengundurkan diri atas penanganannya terhadap pandemi.
Mazzoleni mendapat kritikan dari para legislator, beberapa politikus dari partai yang berkuasa, dan serikat pekerja kesehatan.
Mazzoleni mengeluarkan pengumuman bahwa dia telah mengajukan pengunduran diri setelah bertemu dengan presiden.
Baca juga: Sudah Tiga Bulan, Ruang OTG di Lhokseumawe Belum Ada yang Huni
Daniel Schweimler dari Al Jazeera melaporkan dari Buenos Aires, Argentina, bahwa Abdo Benitez menghadapi tekanan dari warga dan pihak oposisi untuk mengundurkan diri.
“Dia benar-benar di bawah tekanan. (Ada) demonstrasi di Asuncion hampir setiap malam sekarang,” kata Schweimler.
Sementara itu, sistem kesehatan Paraguay juga menghadapi permasalahan.
Tenaga medis melaporkan pasokan obat-obatan untuk mengobati pasien Covid-19 hampir habis dan hampir semua tempat tidur unit perawatan intensif di rumah sakit umum penuh.
"Kami berada dalam situasi kritis. Mari hindari keramaian. Ini adalah satu-satunya hal yang dapat menyelamatkan kita dari keruntuhan layanan kesehatan,” kata juru bicara Kementerian Kesehatan Paraguay Hernan Martinez baru-baru ini.
Paraguay telah mencatat lebih dari 165.800 kasus Covid-19 dan lebih dari 3.200 orang telah meninggal karena virus corona menurut data dari Universitas Johns Hopkins. (Serambinews.com/Syamsul Azman)