Internasional
Presiden Iran Sebut Kelompok Garis Keras Sebagai Pengkhianat, Halangi Pencabutan Sanksi AS
Presiden Iran, Hassan Rouhani mengecam keras kelompok garis keras yang dinilai sebagai pengkhianat bangsa.
Menteri Luar Negeri Iran, Javad Zarif mengatakan kecuali kemajuan segera dibuat untuk memulihkan kesepakatan nuklir, diplomasi akan dihentikan oleh pemilihan presiden Iran yang dijadwalkan pada 18 Juni 2020.
Sedangkan Menteri Luar Negeri Prancis menyalahkan politik pra-pemilihan Iran karena menghalangi kebangkitan kesepakatan nuklir.
Kesepakatan nuklir yang terhenti telah menjadi kebijakan andalan bagi Rouhani, seorang pragmatis yang memenangkan kemenangan telak dalam dua pemilihan presiden terakhir melawan lawan garis keras.
Dia berjanji untuk membuka ekonomi Iran bagi dunia.
Baca juga: Iran Dirikan Kota Rudal Canggih, Dari Rudal Jelajah, Balistik Sampai Perang Elektronik
Rouhani dilarang mencalonkan diri untuk masa jabatan ketiga, walau daftar kandidat belum diselesaikan.
Kelompok garis keras Iran mengatakan sanksi AS adalah bukti kebijakan Rouhani untuk menjangkau musuh gagal.
Penundaan dalam kemajuan masalah nuklir dapat merusak peluang Rouhani menggantikan yang moderat.
Meskipun keputusan akhir tentang inisiatif diplomatik akan diambil oleh Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei daripada presiden terpilih.(*)