Luar Negeri

Sembunyikan Ganja 1 Gram di Dalam Kelamin, Wanita Ini Ditangkap Polisi

Seorang wanita nekat menyembunyikan ganja yang dimasukkan dalam alat kelaminnya.

Editor: Faisal Zamzami
AP
Rokok ganja 

SERAMBINEWS.COM, WORCESTERSHIRE - Seorang wanita nekat menyembunyikan ganja yang dimasukkan dalam alat kelaminnya.

Namun aksi wanita itu menyembunyikan narkoba terungkap pihak kepolisian.

Wanita itu akhirnya didenda setelah polisi menemukan sekantong ganja disembunyikan di dalam vaginanya, yang mengklabui sebagai tampon.

Wanita bernama Koura Freely (39 tahun) digeledak oleh polisi setelah ia ditangkap karena perkelahian jalanan pada 15 Februari lalu, seperti yang dilansir dari Mirror pada Sabtu (20/3/2021).

Pengadilan mengatakan bahwa wanita itu ditangkap ketika petugas polisi menyadari kantong hitam "menonjol dari vagina tersangka".

Setelah pemeriksaan lebih lanjut, diketahui bahwa kantung itu berisi 1 gram resin ganja bernilai sekitar 5 poundsterling (Rp 72.287).

Freely dari Malvern, Worcestershire, Inggris ditangkap dengan obat-obatan setelah dicurigai melakukan penyerangan pada Februari.

Tidak ada dakwaan yang diajukan terhadapnya terkait dugaan penyerangan tersebut, karena polisi menemukan bahwa dia adalah korban penyerangan tersebut.

Dokter Umum mengatakan kepada Mahkamah Pengadilan pada 18 Maret, berkata, "Saat dalam tahanan untuk pelanggaran yang hanya dapat didakwa pada 15 Februari sekitar pukul 12.15, penggeledahan telanjang dari terdakwa telah disahkan oleh sersan penahanan."

“Saat menggeledah bagian bawah terdakwa terlihat sesuatu yang mirip tas hitam menyembul dari vagina terdakwa," ujar Robyns-Landricombe.

“Dia awalnya berbohong kepada petugas, mengklaim itu adalah tampon," ungkapnya.

Paul Stanley, pembela tersangka, berkata, “Dia telah ditangkap karena dicurigai melakukan penyerangan." “Itu sebabnya dia berada di kantor polisi.

Tuduhan itu tidak berlanjut ke mana-mana," ucap Stanley.

“Dia dengan cepat dianggap sebagai korban dalam kasus itu. Dia kemudian dibebaskan tanpa dakwaan," terangnya.

Ia mengungkapkan bahwa Freely panik dan menyembunyikan ganja yang telah dia bayar 5 poundsterling (Rp Rp 72.287) untuk penggunaan pribadinya saja.

"Satu-satunya alasan dia ditemukan dengan sejumlah kecil ganja adalah karena dia ditangkap terkait pelanggaran yang tidak dilakukannya," lanjutnya.

Secara bebas mengakui memiliki obat Kelas B, wanita 39 tahun itu akhirnya hanya didenda 50 poundsterling (Rp 722.874) dan diperintahkan untuk membayar biaya pengadilan 50 poundsterling (Rp 722.874) dan biaya tambahan untuk korban 34 poundsterling (Rp 491.554).

Baca juga: Penyelundupan 90 Kg Ganja Digagalkan, Pengiriman Melalui Bandara SIM

Baca juga: Pemerintah Maroko Meratifikasi RUU Legalisasi Ganja untuk Penggunaan Medis

Taman" Ganja di Meksiko jadi Surga Para Perokok

Di kota Meksiko berdiri sebuah " taman" ganja yang terletak di sebelah gadung Senat Meksiko.

Di sana menjadi surga bagi para perokok dari semua kalangan, tanpa takut ditangkap.

Tanaman ganja itu tumbuh di alun-alun Senat Meksiko.

Taman ganja ini hasil dari penyemaian benih-benih ganja yang dilakukan oleh para aktivis pro-mariyuana sejak Februari lalu.

Kini tanaman ganja itu telah tumbuh dengan subur layaknya sebuah taman.

Taman ganja ini menjadi simbol dari upaya untuk melegalkan ganja di negara yang diliputi kekerasan terkait narkoba.

Taman' ganja yang tumbuh di samping gedung Senat Meksiko telah menjadi surga bagi para penikmat ganja.

 “Bisa merokok di sini (di taman) dengan kebebasan, sangat penting bagi saya,” kata Marco Flores, seorang barista yang duduk di bangku yang menghadap ke gedung Kongres, seperti yang dilansir dari Reuters pada Jumat (25/9/2020).

“Saya tidak lagi melarikan diri di jalan karena ketakutan,” ujarnya.

Mahkamah Agung Meksiko telah memutuskan bahwa undang-undang yang melarang penggunaan ganja tidak konstitusional.

Namun, pemerintah belum merancang undang-undang yang secara resmi akan melegalkan ganja, membuat perokok ganja menghadapi tuntutan pidana, jika ketahuan merokok.

Terdapat pengecualian terhadap kebijakan tersebut di taman yang dikelola oleh aktivis pro-mariyuana.

Orang-orang diizinkan masuk selama 30 menit setiap kali dan dapat merokok dengan tenang.

Sejauh ini polisi tampaknya menutup mata terhadap praktik tersebut, meski pun tidak jelas berapa lama itu akan berlangsung.

 “Sangat menyenangkan bahwa mereka telah membuka ruang bagi orang-orang yang terbuka terhadap pengalaman baru, atau yang ingin mengetahui sedikit tentang subjek ini,” kata Carlos Diaz, seorang perokok ganja lainnya.

“Mereka bisa datang dan mencobanya,” ujarnya.

Bagi Jose Rivera, seorang aktivis ganja, taman ganja adalah alat untuk mendidik dan menawarkan "hak asasi manusia".

 "Kami ingin (anggota parlemen Meksiko) memahami bahwa kami merokok (ganja) dengan diam-diam dan bahwa kami tidak berisiko bagi siapa pun," katanya.

"Sudah cukup penganiayaan," ucapnya.

Menurut laporan yang dilansir dari The Hill pada 15 Juli 2020 silam, terdapat ada 420 tanaman ganja tumbuh di taman kecil di luar gedung Senat Meksiko.

Penggunaan ganja untuk obat keperluan pribadi telah didekriminalisasi di negara itu sejak 2009.

Tetapi menanam dan memperdagangkan tanaman tersebut masih merupakan tindak pidana federal.

Gerakan untuk melegalkan ganja telah mendapatkan kekuatan di Meksiko.

Terutama karena negara bagian AS telah melegalkan penggunaannya dan kekerasan kartel ganja meningkat di sana.

Produksi ganja tengah meningkat di negara bagian, seperti California dan Colorado.

Tapi Meksiko tetap menjadi sumber pasokan ganja paling signifikan di Amerika Serikat, yang dipakai menjadi obat internasional.

Hal itu menurut Penilaian Ancaman Narkoba Nasional Administrasi Penegakan Narkoba 2019.

Sebelumnya diberitakan, Pengadilan tinggi Meksiko memberikan perintah kepada Pemerintah negara itu untuk menerbitkan peraturan tentang ganja untuk keperluan medis.

Perintah pengadilan itu diputuskan pada Rabu (14/08) waktu setempat, berkat gugatan yang diajukan keluarga pengidap epilepsi.

Seorang anak pengidap epilepsi tidak bisa mendapatkan obat yang berasal dari zat ganja tetrahydrocannabinol (THC) yang ia butuhkan untuk mengobati penyakitnya.

Peraturan tentang ganja untuk keperluan medis harus diberlakukan oleh Kementerian Kesehatan Meksiko dalam waktu enam bulan sejak keputusan pengadilan tinggi dirilis.

Pengadilan tinggi menyebut, kegagalan pemerintah menerbitkan peraturan legalisasi ganja untuk kebutuhan medis telah memberikan risiko tinggi bagi pasien, termasuk anak-anak.

Padahal legalisasi ganja untuk kepentingan medis dan ilmiah di Meksiko sudah diputuskan dalam reformasi Juni 2017.

"Karena tidak adanya aturan yang mengatur penggunaan terapeutik ganja, tidak mungkin bagi penggugat untuk mengakses pengobatan menggunakan zat ini atau turunannya," kata pengadilan dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Reuters (15/08).

Kementerian Kesehatan Meksiko dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu menyatakan, pihaknya akan mematuhi putusan pengadilan dan memastikan akses anak untuk mendapatkan perawatan.

Baca juga: Cegah Stunting, Pemdes Tanjung Harapan dan Mahasiswa KKL Poltekes Aceh Bagikan Makanan Tambahan

Baca juga: Prediksi Cuaca di Sebagian Aceh Hingga Tiga Hari ke Depan Hujan, Berawan, dan Cerah

Baca juga: Krisdayanti Tak Bawa Anak Raul Lemos di Acara Pengajian Aurel, Ada Apa? Ngakunya: Jaga Citra

Kompas.com dengan judul "Polisi Tangkap Wanita yang Sembunyikan Ganja 1 Gram di dalam Vagina"

BACA BERITA LAINNYA TERKAIT GANJA

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved