650 Keuchik Telantar di Kualanamu, Saat Akan Berangkat Bimtek ke Lombok
Ratusan keuchik (kepala desa) dan badan permusyawaratan kute (BPK) di Kabupaten Aceh Tenggara (Agara) telantar di Bandara Internasional Kualanamu
Dia juga menyampaikan bahwa selain keuchik dan BPK, Bupati Agara Drs Raidin Pinim juga berangkat ke Lombok bersama ajudannya. Bupati telah berangkat pada Senin (22/3/2021) kemarin. “Teman kami juga sudah ada yang di Lombok untuk menyiapkan penginapan dan akomodasi peserta,” tambah Rasidun.
Ketua Komisi V DPRA, M Rizal Falevi Kirani menyayangkan sekaligus menyorot kegiatan pelatihan bimbingan dan teknis (Bimtek) ke Lombok, Kabupaten Nusa Tenggara Barat (NTB), yang diikuti 650 keuchik (kepala desa) di Agara.
Menurut Falevi, kegiatan bimtek ini tak lebih hanya akan menghabiskan anggaran, tanpa memberi manfaat berarti bagi pengembangan desa. Ia menyebutkan, dengan anggaran yang harus dikeluarkan per desa mencapai Rp 30 juta, jika dikalikan dengan jumlah desa seluruhnya 325, berarti ada Rp 9,75 miliar uang dihabiskan untuk kegiatan tersebut.
“Bayangkan uang sebanyak itu habis tanpa manfaat. Sangat disayangkan,” ujar Falevi. “Nah sekarang pertanyaannya, apa urgensinya kegiatan bimtek itu? Apa manfaatnya bagi desa?” tanya politisi Partai Nanggroe Aceh (PNA) ini.
Jika tujuan dari bimtek itu adalah untuk mengembangkan kegiatan pariwisata desa, menurut Falevi, tidak semua desa di Agara cocok untuk pengembangan pariwisata. Karena itu ia yakin banyak desa di Agara tidak akan mendapatkan manfaat dari bimtek ke Lombok.
“Saya bukan tidak setuju bimtek. Tapi harus disesuaikan dengan potensi desa. Misalnya Desa Ketambe, itu cocok ikut bimtek pengembangan pariwisata, oke, silahkan ikut bimtek. Tapi kan tidak semua desa di sana (Agara) memiliki potensi pariwisata, makanya tidak perlu ikut-ikutan bimtek ke Lombok,” pungkas Falevi.
Atau dia malah curiga, jangan-jangan para keuchik itu memang dipaksa oleh pihak-pihak tertentu untuk ikut bimtek ke Lombok, meskipun tidak ada manfaatnya bagi desa. Tujuannya tak lain untuk mencari keuntungan dari besarnya alokasi dana desa yang diberikan untuk Aceh.
“Jangan-jangan memang ada yang memaksa para keuchik itu untuk ikut bimtek. Ini perlu diusut, kami akan panggil Kepala DPMG Aceh (Dinas Pemberdayaan Masyarakat Gampong),” tukasnya.(as/yos)