Jembatan Gantung Meurah Mulia Dibakar
Jembatan gantung yang menghubungkan Desa Tualang dengan Desa Pulo Blang, Kecamatan Meurah Mulia, Aceh Utara dibakar
LHOKSUKON – Jembatan gantung yang menghubungkan Desa Tualang dengan Desa Pulo Blang, Kecamatan Meurah Mulia, Aceh Utara dibakar oleh orang yang belum teridentifikasi. Diduga jembatan itu dibakar dalam dua hari terakhir ini.
Informasi yang diperoleh Serambi, kejadian jembatan tersebut dibakar diketahui ketika tim dari Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Aceh Utara, serta pihak rekanan menuju ke lokasi pada Selasa (23/3/2021) siang. Sementara tujuan pihak rekanan dan dinas ke lokasi itu untuk pematokan.
Karena jembatan tersebut setelah dilakukan pematokan akan direhab dengan dana sekitar Rp 600 juta lebih. Namun, ternyata sesampai di lokasi, petugas dan pihak rekanan mendapati jembatan tersebut sudah dibakar. “Petugas kemudian melaporkan temuan tersebut,” ungkap Kepala Dinas PUPR Aceh Utara, Edi Anwar kepada Serambi, kemarin.
Disebutkan Edi, ternyata material jembatan tersebut juga hilang. Material yang hilang tersebut berupa jari-jari jembatan untuk pemasangan tali gantungan. Kemudian, gelagar jembatan juga dilaporkan hilang. “Setelah kita hitung ada 38 batang besi jari-jari, dan gelagar besi 17 batang untuk lantai juga hilang,” ujar Edi Anwar.
Padahal, sebelumnya hanya dua besi jari-jari yang harus diganti. “Karena banyak material yang hilang kemungkinan besar akan gagal untuk kita rehab tahun. Apalagi, besi jari-jari dan gelagar yang hilang tidak termasuk dalam anggaran rehab. Sebab, kondisi sebelumnya masih ada,” ujar Kepala Dinas PUPR Aceh Utara.
Ditambahkan, jembatan tersebut akan direhab dari lantai kayu menggunakan plat besi. “Kalau hanya dibakar saja masih bisa direhab, karena lantai kayu tersebut akan diganti dengan besi, tapi karena banyak material lainnya juga hilang, sehingga besar kemungkinan untuk rehab akan gagal tahun ini,” ungkap Edi.
Karena pekerjaaan rehab tersebut sudah selesai ditender, sehingga tidak memungkinkan lagi ditambah dana untuk mengganti material yang hilang.
Sementara Camat Meurah Mulia, Fuad kepada Serambi menyebutkan, dirinya baru mendapat informasi kejadian tersebut setelah diberitahukan pihak Dinas PUPR Aceh Utara. “Tadi saya dihubungi Pak Edi mengabari kejadian tersebut, dan sekarang polisi sudah ke lokasi untuk proses penyelidikan,” kata Camat Meurah Mulia.
Sementara Keuchik Tualang, Mulyadi kepada Serambi menyebutkan, sudah empat bulan warga tak bisa melewati jembatan tersebut karena rawan kecelakaan. Sehingga, warga dan anak sekolah untuk menuju ke Pulo Blang dan sekitarnya selama empat bulan ini melewati melalui jembatan Nibong, kendati lebih jauh.
“Saya juga baru tadi mendapat informasi jembatan tersebut terbakar. Tapi bagian jembatan yang terbakar masuk dalam Desa Pulo Blang, bukan Desa Tualang,” ujar Keuchik Tualang. Setelah mendapat informasi tersebut, dirinya langsung ke lokasi untuk melihat kondisi jembatan gantung tersebut.
Berdasarkan catata Serambi, panjang jembatan tersebut mencapai 60 meter dengan lebar 2 meter dibangun tahun 1980-an. Jembatan tersebut selama ini menjadi jalur utama bagi masyarakat dari Desa Leubok Kliet, Bare Blang, Tualang, Paya Sutra, Kecamatan Meurah Mulia. Lalu, warga Desa Jawa Rayeuk, Darussalam, Kecamatan Geureudong Pase, dan Alue Panah, Kecamatan Nibong.(jaf)