Berita Banda Aceh
Tahun 2026, Dinas Pengairan Aceh Optimalkan Pengendalian Banjir di Daerah
Mulai tahun 2026, Dinas Pengairan Aceh melakukan pengendalian banjir secara menyeluruh di seluruh wilayah Aceh.
Penulis: Masrizal Bin Zairi | Editor: Muhammad Hadi
Laporan Wartawan Serambi Indonesia Masrizal | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Sejumlah daerah di Aceh kerap dilanda banjir ketika memasuki musim hujan.
Mulai tahun 2026, Dinas Pengairan Aceh melakukan pengendalian banjir secara menyeluruh di seluruh wilayah Aceh.
Plt Kepala Dinas Pengairan Aceh Erwin Ferdinansyah ST MT menjelaskan bahwa penanganan masalah banjir di Provinsi Aceh berada dalam rencana penanganan prioritas Dinas Pengairan.
"Yang termasuk dalam agenda prioritas penanganan pencegahan banjir dalam rencana kerja kita adalah pengaturan tata kelola dan pengendalian banjir Wilayah Sungai Pase-Peusangan," sebut Erwin kepada Serambinews.com, Sabtu (15/11/2025).
Baca juga: Jembatan Penghubung 5 Kecamatan di Aceh Utara Putus Digerus Banjir, TNI dan Warga Lakukan Ini
Untuk diketahui, Wilayah Sungai Pase-Peusangan mencakup lima kabupaten, yaitu Kabupaten Bireuen, Kabupaten Aceh Utara, Kabupaten Aceh Tengah, Kabupaten Bener Meriah dan Kota Lhokseumawe.
Wilayah Sungai Pase-Peusangan merupakan salah satu daerah rawan banjir, erosi, dan sedimentasi yang menyebabkan pendangkalan sungai sebagai salah satu faktor penyebab banjir.
Yang juga menjadi isu strategis di wilayah sungai ini juga masalah pengelolaan sampah yang belum dilaksanakan dengan baik.
Juga sejumlah masalah lain seperti degradasi hutan dan penambangan liar.
Luapan air di Wilayah Sungai Pase - Peusangan menyebabkan banjir di sejumlah titik, seperti banjir Krueng Keureuto, banjir Weih Gile, banjir Krueng Peudada, dan banjir Krueng Pase.
Penanganan banjir
Erwin mengungkapkan, Dinas Pengairan Aceh telah melakukan sejumlah upaya penanganan banjir di beberapa wilayah sungai di Aceh.
Ia mengaku beberapa wilayah sungai, penanganan banjirnya sudah cukup baik seperti Wilayah Sungai Teunom-Lambesoi.
Tapi, ada juga yang perlu penanganan lanjutan, bahkan dalam skala besar seperti Wilayah Sungai Pase-Peusangan dan Wilayah Sungai Tamiang-Langsa.
Sedangkan untuk Daerah Aliran Sungai (DAS) Tamiang, diperlukan bantaran sungai dan tanggul, karena sungai tidak mampu menampung luapan banjir.
"Upaya ini akan terus kami optimalkan guna meminimalisir potensi banjir yang merugikan masyarakat,” papar Erwin.
Baca juga: 20 Ha Sawah Rusak Diterjang Banjir di Aceh Barat Daya
| Layanan Bedah Anak RSUDZA Dilirik Dunia, Berkat Inovasi “Ice Melon Aceh” di WOFAPS 2025 Turki |
|
|---|
| Anugerah Inovasi Aceh 2025 Masuki Tahap Penjurian, Ini 28 Inovasi Siap Dinilai |
|
|---|
| Komunitas Lokal Aceh MIT Foundation Jadi Anggota & Terima Hibah Teknologi dari Google for Nonprofits |
|
|---|
| Wali Nanggroe Anugerahkan Gelar Perkasa Alam untuk Almarhum Abu Razak, Ini Profil Lengkapnya |
|
|---|
| Tokoh Aceh Usul Pos Dana Otsus Harus Dipisah dengan APBA |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/aceh/foto/bank/originals/Plt-Kepala-Dinas-Pengairan-Aceh-Erwin-Ferdinansyah_20251115.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.