Terduga Teroris di Sumut yang Ditangkap Bertambah Jadi 18 Orang, 31 Kotak Amal Jadi Barang Bukti
Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri memastikan jumlah terduga teroris di Sumatera Utara (Sumut) yang ditangkap kembali bertambah.
SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri memastikan jumlah terduga teroris di Sumatera Utara (Sumut) yang ditangkap kembali bertambah.
Jumlahnya total kini sebanyak 18 terduga teroris.
Kepala Biro Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Rusdi Hartono menyampaikan 4 orang terduga teroris lainnya baru ditangkap pada Rabu (24/3/2021) hari ini.
"Di Sumut itu ada 14 orang dikembangkan dan informasi terakhir untuk Sumut sampai hari ini diamankan lagi 4 orang terduga terorisme. Jadi seluruhnya di Sumut berjumlah 18 orang," kata Rusdi di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (24/3/2021).
Rusdi juga membenarkan sempat mengamankan 31 kotak amal sebagai barang bukti saat kegiatan senyap penangkapan 18 terduga teroris di Sumatera Utara (Sumut) tersebut.
Kotak amal tersebut tersebar di 13 titik di seluruh penjuru wilayah Sumut.
Menurut Rusdi, kotak amal tersebut terkait dengan sumber dana jaringan Jamaah Islamiah (JI).
"Iya terkait dengan jaringan Jamaah Islamiah," tukas dia.
Kepolisian RI sebelumnya menyampaikan total masih ada 6.000 orang tergabung dalam jaringan organisasi teroris jamaah Islamiyah (JI) yang masih aktif di Indonesia.
"Dari penjelasan beberapa tersangka, sekitar 6.000 jaringan JI masih aktif. Ini menjadi perhatian kami," kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Argo Yuwono di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (18/12/2020).
Baca juga: Terduga Teroris Sempat Melawan Saat Dicokok Densus, Berprofesi Sebagai Penjual Keripik
Baca juga: Mantan Teroris Bom Bali 1 Jualan Soto, Kini Sudah Punya 5 Karyawan
Ia menyebut organisasi terorisme Jamaah Islamiyah (JI) mewajibkan kepada anggotanya yang memiliki pekerjaan tetap untuk menyisihkan pendapatannya sebesar 5 persen.
Menurut Argo, uang itu diberikan anggotanya kepada JI pusat setiap bulannya.
Dana itulah yang kemudian menjadi salah satu pemasukan dari organisasi JI dalam melakukan kegiatan terorismenya.
"Anggota JI kan banyak ya profesinya. Ada penjual bebek, pisang goreng. 5% (pendapatan) itu disisihkan kemudian dikirim ke JI pusat," jelas dia.
Namun demikian, Argo menyampaikan ada dua tempat lain yang menjadi sumber pendanaan organisasi JI.