Ramadhan 1442 H

Keutamaan Puasa Ramadhan, Tidur pun Berpahala hingga Menghapus Dosa

fadhilah puasa Ramadhan sebagaimana dikutip dari Buku Pintar Puasa Wajib dan Sunnah yang ditulis oleh Nur Solikhin

Penulis: Syamsul Azman | Editor: Safriadi Syahbuddin
Pixabay.com/Chiplanay
Puasa 

SERAMBINEWS.COM - Berikut ini fadhilah puasa Ramadhan sebagaimana dikutip dari Buku Pintar Puasa Wajib dan Sunnah yang ditulis oleh Nur Solikhin dan diterbitkan oleh KAKTUS (2018).

Puasa dalam Islam memiliki dua fungsi, yaitu membina hubungan dengan Allah Swt (hablun minallah) dan menjalin hubungan baik dengan sesama manusia (hablun minannas).

Puasa amat besar fadhilahnya, bukan hanya bermanfaat kelak di akhirat, tetapi juga di dunia.

Orang yang tidak mengetahui fadhilah puasa, khususnya puasa Ramadhan, akan menganggap puasa sebagai kegiatan yang menyiksa diri.

Saat menjalankan puasa, mereka pun juga merasa terbebani.

Banyak orang yang berpandangan bahwa puasa dianggap sebagai pengganggu etos kerja.

Berbeda dengan orang yang mengetahui hakikat puasa, puasa menurutnya mempunyai keutamaan yang tak terhingga.

Fadhilah puasa adalah mendidik kejernihan hati yang selalu terkait dengan kehadiran dan pengawasan Allah Swt. terhadap segala tindak-tanduk manusia.

Pada bulan Ramadhan, seluruh umat Islam di seluruh dunia, baik yang berkulit putih atau hitam, miskin atau kaya, tua atau muda, laki-laki atau perempuan, anak-anak atau dewasa, semua akan merasakan hadirnya bulan Ramadhan.

Baca juga: Jadwal Imsakiyah Ramadhan 2021/1442 H untuk Wilayah Jantho dan Sekitarnya

Salah satu fadhilah dari penyambutan Ramadhan adalah dijauhkan dari api neraka Rasulullah Saw. bersabda:

"Barang siapa bersukacita dengan datangnya bulan Ramadhan, Allah Swt. akan mengharamkan jasadnya masuk neraka." (HR. Ibnu Majah).

Umat Islam yang menyambut dengan gembira datang nya bulan suci Ramadhan, maka akan dijauhkan dari api neraka.

Keutamaan lain adalah ditutupnya pintu neraka selama bulan Ramadhan.

Sedangkan, Allah Swt membuka lebar-lebar pintu surga. Selain membuka pintu surga, Allah Swt akan membuka pintu hidayah, kasih sayang, kebaikan, dan rahmat.

Sehingga seluruh amalan sekecil apa pun pada bulan Ramadhan akan dilipatgandakan pahalanya.

Sungguh besar pahala yang terdapat pada bulan suci Ramadhan.

Tidurnya orang yang berpuasa Ramadhan akan dinilai pahala. Apalagi orang yang berbuat baik, maka pahalanya akan dilipatgandakan.

Amalan andalan umat Islam pada bulan puasa adalah membaca ayat suci Alquran.

Tidak heran jika dari banyak rumah, masjid, surau, dan madrasah terdengar lantunan ayat suci Alquran.

Orang-orang terdahulu, saat datangnya bulan suci Ramadhan, mereka akan menghentikan aktivitas duniawinya.

Baca juga: Bagaimana Hukum Orang Meninggal Tapi Masih Ada Utang Puasa Ramadhan, Ini Penjelasan UAS

Seperti halnya Imam Malik, saat datang bulan suci Ramadhan, ia segera menghentikan seluruh aktivitasnya.

Seluruh waktunya digunakan untuk membaca dan me mahami al-Qur'an. Pada bulan ini, para ulama banyak mendalami al-Qur'an. Mereka membaca al-Qur'an dengan penuh teliti dalam memahami isi dan maknanya. Allah Swt berfirman:

"(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil)." (QS. al-Baqarah [2]: 185).

Pahala orang yang membaca al-Qur'an sangatlah besar. Pada bulan Ramadhan, al-Qur'an telah diturunkan oleh Allah Swt.

Peristiwa penurunan al-Qur'an pertama kali terjadi ketika Rasulullah Saw sedang menyendiri di Gua Hira, Jabal Nur, sekitar enam kilometer dari kota Makkah. Pada saat itu, beliau berusia 40 tahun.

Dalam setahun sekali, Rasulullah Saw beruzlah di Gua Hira! Hal itu diriwayatkan oleh Ibnu Ishak, dari Wahab bin Kaisan, dari Ubaid bin Umar bin Qatadah al Laitsi. Pada saat itulah, Jibril datang seraya berkata, "Iqra." Kemudian, Rasulullah Saw., menjawab, "Maa ana bi qaari." (Saya tidak dapat membaca).

Baca juga: Jelang Ramadhan, Pedagang Persiapkan Perlengkapan Shalat

Selanjutnya, Jibril mengulang kata-katanya sampai tiga kali ia menurunkan surat al-Alaq ayat 1-5.

Setelah menerima wahyu, Rasulullah Saw. kemudian pulang. Sesampainya di rumah, Rasulullah Saw. menceritakan kepada Khadijah apa yang dialaminya.

"Demi Allah, Tuhan tidak menghinamu selama lamanya. Sesungguhnya engkau adalah orang yang meng hubungkan silaturahim." kata Khadijah menenangkan suaminya.

Melihat kondisi Rasulullah Saw., Khadijah membawanya kepada Waraqah bin Naufal, anak saudara Khadijah, yaitu seorang penganut Nasrani dan ahli Injil.

Waraqah telah berusia lanjut. Matanya buta, namun dulu ia pernah menulis Injil dalam bahasa Nasrani.

Lalu, Khadijah menceritakan ke jadian yang dialami oleh Rasulullah Saw.

Waraqah berkata, "Adapun yang datang kepadamu itu adalah yang pernah datang kepada Nabi Musa, yaitu Jibril. Jika umurku panjang, niscaya akan kubantu perjuanganmu karena kamu akan mendapat tantangan dari kaummu.

Setelah kejadian di Gua Hira, Jibril sering mendatangi Rasulullah Saw. untuk menyampaikan firman Allah Swt yang kemudian dikenal dengan al-Qur'an.

Baca juga: Yuk! Intip, Mukena Berbahan Katun dan Rayon Jadi Pilihan Jelang Ramadhan Tahun Ini, Adem dan Nyaman

Secara keseluruhan, al-Qur'an diturunkan dalam kurun waktu 22 tahun 2 bulan dan 22 hari sejak pertama kali datangnya Jibril pada tanggal 17 Ramadhan.

Al-Qur'an di turunkan kepada Rasulullah Saw hingga umurnya men capai 63 tahun. Selang 63 hari saat wahyu terakhir turun, Rasulullah Saw wafat.

Sungguh besar pahala umat muslim yang membaca ayat suci al-Qur'an. Satu huruf dalam al-Qur'an jika dibaca akan mendatangkan pahala yang berlipat-lipat.

Tidak heran jika banyak umat Islam yang khatam al-Qur'an pada bulan suci Ramadhan.

Selama bulan suci Ramadhan, kita dianjurkan berlomba- lomba berbuat kebaikan dan menjauhi kemaksiatan.

Hal ini mengajarkan kita untuk selalu berbuat baik dan menjauhi larangan-Nya, bukan hanya pada bulan Ramadhan, tapi juga bulan-bulan pada umumnya.

Puasa hendaknya menjadi benteng bagi umat manusia untuk terus berbuat kebaikan dan menjauhi kemaksiatan.

Jika hal ini dapat dilakukan secara istiqamah, maka ruhani manusia akan semakin kuat, sehingga mampu membentengi diri dari perbuatan dosa dan mencegah lupa diri saat mendapatkan nikmat yang banyak. (Serambinews.com/Syamsul Azman)

Baca juga: BERITA POPULER - Menantu Mandi 5 Kali Sehari, Abrip Asep 12 Tahun di RSJ hingga Tsunami di Jepang

Baca juga: BERITA POPULER - Anak Tukang Parkir Dijemput Kapolda Aceh, Penjual Chip Diciduk, Hingga Kisah Tara

Baca juga: BERITA POPULER - Daftar Gaji TNI AD, 2 Pria Aceh Ditangkap di Kualanmu hingga Ritual Mandi Telanjang

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved