Luar Negeri
Korea Utara Tembak Dua Rudal Balistik ke Laut Jepang, Militer AS Sebut Tindakan Mengancam
Rudal balistik yang ditembak tersebut merupakan rudal balistik jarak pendek dengan sasaran Laut Timur (Laut Jepang), menurut Militer Korea Selatan.
Penulis: Syamsul Azman | Editor: Safriadi Syahbuddin
SERAMBINEWS.COM - Korea Utara menembakkan dua rudal balistik pada hari Kamis (25/3/2021).
Melansir dari Anadolu Agency, Kamis (25/3/2021) rudal balistik yang ditembak tersebut merupakan rudal balistik jarak pendek dengan sasaran Laut Timur (Laut Jepang), menurut Militer Korea Selatan.
Rudal tersebut ditembakkan dari Kota Timur Hamju, Provinsi Hamgyong Selatan, pagi ini, lapor kantor berita Yonhap.
"Otoritas intelijen Korea Selatan dan AS sedang menganalisi proyektil secara rinci, menimbang kemungkinan mereka melepaskan rudal balitik jarak pendek," tambah Militer Korea Selatan mengutip pernyataaan Kepala Staf Gabungan AS.
Pada hari Rabu (24/3/2021) militer Korea Selatan menyebut Korea Utara telah menembakkan dua rudal jelajah di lepas pantai barat pada hari Minggu (21/3/2021).
Rudal jelajah tidak dilarang berdasarkan resolusi Dewan Keamanan PBB, tetapi uji coba rudal balistik merupakan pelanggaran.
Baca juga: Malaysia Usir Seluruh Staf Diplomatik Korea Utara, Dalam Waktu 48 Jam Harus Pergi, Ini Persoalannya
Kantor kepresidenan Korea Selatan membuat pertemuan darurat Dewan Keamanan Nasional, untuk membahas situasi tersebut.
Selanjutnya, pihak kepresidenan menyatakan 'prihatin yang mendalam' atas peluncuran proyektil terbaru itu oleh negara tetangga.
Bereaksi dengan tindakan Korea Utara, Militer Amerika Serikat menyebut peluncuran demikian memperlihatkan ancaman yang ditimbulkan oleh Korea Utara.
"Kegiatan ini menyoroti ancaman yang ditimbulkan oleh program senjata terlarang Korea Utara terhadap tetangganya dan komunitas Internasional," kata Juru Bicara Pasukan AS Lee Peter.
"Komitmen AS untuk membela Republik Korea tetap kuat," katanya.
Baca juga: Sempat Berteman Baik Dengan Malaysia, Korea Utara Tiba-tiba Ngamuk dan Ancam Putuskan Hubungan
Peluncuran rudal datang ketika pemerintahan Biden baru akan menyelesaikan tinjauan kebijakan Korea Utara.
Serta mengikuti kunjungan ke Seoul oleh Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin dan Menteri Luar Negeri Antony Blinken.
Sebelumnya juga diberitakan Warga Korea Utara dilanda bencana kelaparan akibat aturan ketat Kim Jong Un soal pamdemi Covid-19.
Setahun terakhir, pemerintah Korea Utara menutup perbatasan, membatas perjalanan antar-negara maupun internasional.
Hingga saat ini, negara penganut ideologi Juche itu masih mengeklaim nol kasus virus corona meski berbatasan dengan China.
Baca juga: Korea Utara Abaikan Tawaran AS Berunding, Sikap Permusuhan Harus Dibuang Jauh-jauh
Laporan penyidik PBB menyebutkan, protokol ketat yang diberlakukan oleh pemerintah Korea Utara untuk menangkal Covid-19 berimbas pada pelanggaran hak asasi manusia dan kesulitan ekonomi.
Akibatnya, sekelompok diplomat Rusia dan keluarganya terpaksa meninggalkan Korut menggunakan troli yang dikayuh memakai tangan.
Kelompok berisi delapan orang, termasuk anak tiga tahun, harus bepergian 32 jam pakai troli dan dua jam dengan bus untuk mencapai Rusia.
Kekhawatiran kelaparan yang dialami rakyat Korut diungkapkan Tomas Ojea Quintana, Pelapor Khusus PBB untuk HAM di Korea Utara.
Dalam laporannya seperti dikutip Reuters, Quintana menyatakan isolasi Pyongyang atas Covid-19 sudah jelas melanggar HAM.
Baca juga: Sebarkan Film Korsel, 4 Warga Korea Utara Ditembak di Depan Umum, Kim Jong Un Minta Eksekusi
Dia pun menyerukan pemerintahan Kim Jong Un untuk memastikan dampak penerapan protokol tak sampai lebih besar dari wabah.
Jumlah diplomat yang bertugas di Korut menyusut pada tahun lalu. Banyak kedutaan negara Barat tutup karena dilarang merotasi personel.
Pyongyang jelas tidak mengakui mandat Quintana, dan sebelumnya membantah tuduhan PBB mengenai dugaan pelanggaran HAM.
Namun, Quintana mencatat menyusutnya perdagangan dengan China membuat pendapatan keluarga di menengah ke bawah menipis.
"Mulai terjadi kelangkaan di bahan penting, produk pertanian, hingga bahan mentah untuk pabrik," tulis Quintana. (Serambinews.com/Syamsul Azman)
Baca juga: BERITA POPULER - Menantu Mandi 5 Kali Sehari, Abrip Asep 12 Tahun di RSJ hingga Tsunami di Jepang
Baca juga: BERITA POPULER - Anak Tukang Parkir Dijemput Kapolda Aceh, Penjual Chip Diciduk, Hingga Kisah Tara
Baca juga: BERITA POPULER - Daftar Gaji TNI AD, 2 Pria Aceh Ditangkap di Kualanmu hingga Ritual Mandi Telanjang