Kupi Beungoh
Melengkungkan Janur Kuning di Bumi Aceh
Janur Kuning juga menjadi pepatah ''sebelum janur kuning melengkung" yang menjadi prinsip orang yang semangat untuk memperjuangkan cintanya.
Dengan demikian janur kuning menandakankan harapan yang mulia untuk mendapatkan ridho Allah SWT.
Dengan dibarengi jasmani dan rohani yang bersih, harapan yang baik diwujudkan dengan melaksanakan acara yang baik pula.
Di sini lah esensi sebenarnya yang ada pada Janur Kuning.
Baca juga: CPNS 2021 - Ini Formasi yang Dibuka dan Jadwal Seleksi CPNS 2021
Janur Kuning sendiri merupakan daun muda dari beberapa jenis daun nan seperti kelapa, enau, yang biasanya disusun menjadi untaian merambat keatas menyerupai tanda ada sesuatu.
Namun belakangan kreasi ini semakin unik dan beragam. Ada juga tiga teknik utama dalam cara membuat janur, yaitu melipat, mengiris, memotong, dan menganyam.
Teknik khusus ini dapat digabungkan dengan inovasi baru yaitu dapat memadukan teknik tradisional janur pada membuat bunga tren masa kini.
Bagi masyarakat Aceh yang bersuku Jawa, seni membuat janur adalah suatu tradisi yang masih dilakukan di saat acara pernikahan, dan di bawah ini adalah salah satu kerajinan janur.
Pertama, kembar mayang. Kembar mayang melambangkan bahwa pengantin harus sama perasaan hati dan kehendaknya dan yang terdapat dalam kembar mayang adalah tata, awak dan mahkota.
Dua, Mayang Sari. Mayang sari adalah hiasan janur yang biasanya ditempatkan di samping pelaminan dan tingginya kira-kira 180 cm dan jumlahnya dua buah.
Tiga, umbul/pajor atau biasa dipasangkan di depan rumah atau depan gang lokasi pesta.
Baca juga: Ikatan Cinta Hari Ini: Elsa Diketahui Sebagai Pembunuh Roy, Mama Sarah Panik
Janur yang sering dipakai oleh masyarakat ,yaitu kembar mayang, karena kembar mayang mempunyai simbol tertentu.
Salah satu tokoh yang melanjutkan dan membuat tradisi ini bernama Kek Men.
Kakek Men adalah salah satu tokoh yang mengatakan masyarakat Aceh yang bersuku Jawa tidak bisa terlepas dari tradisi membuat Kembar Mayang atau Janur Kuning.
Pasalnya tradisi ini sudah ada sejak lama dan turun menurun.
Cara beliau melestarikan ini dengan mengajak Ade Irma dan temannya yang lain berkumpul dan sekadar bercerita tentang tradisi ini.