Internasional
Penjara Lebanon Penuh Sesak, Ribuan Narapidana Mulai Kelaparan, Makanan Tidak Mencukupi
Penjara Lebanon yang miskin dapat dilanda kerusuhan yang meluas, siering penuh sesak. Bahkan, sebagian besar narapidana mulai kelaparan,
SERAMBINEWS.COM, BEIRUT - Penjara Lebanon yang miskin dapat dilanda kerusuhan yang meluas, siering penuh sesak.
Bahkan, sebagian besar narapidana mulai kelaparan, kata Mohammed Sablouh, salah seorang pengamat di Lebanon.
Klaim oleh perwakilan tahanan dan delegasi hak asasi manusia muncul saat krisis ekonomi Lebanon menyebabkan keruntuhan di banyak lembaga negara.
Roumieh, pusat penjara pusat negara, dianggap lebih baik daripada penjara lain di provinsi.
Sablouh mengatakan dapur penjara biasanya memberi makan sekitar 800 narapidana tanpa dukungan dari luar.
Narapidana lainnya menerima uang dari keluarga mereka untuk membeli makanan dari toko penjara.
Dilansir ArabNews, Minggu (28/3/2021), krisis membuat sebagian besar narapidana, sekitar 3.200 orang bergantung pada makanan penjara.
Baca juga: Dubes Arab Saudi Minta Lebanon Kesampingkan Perbedaan, Segera Bentuk Pemerintahan Baru
Setelah harga barang di toko penjara meningkat dan sebagian besar keluarga tidak dapat memberi narapidana cukup uang.
Kelaparan, serta penyakit yang terkait dengan malnutrisi dan kebersihan, adalah masalah yang berkembang di penjara Lebanon, terutama di daerah yang lebih miskin.
Di mana banyak narapidana bergantung pada keluarga mereka untuk makanan dan perawatan medis.
Para narapidana khawatir mereka akan mengalami kesengsaraan, karena upah turun hampir 90 persen, membuat banyak komunitas jatuh ke dalam kemiskinan.
Mohammed Sablouh, seorang pengacara dan pelapor komite penjara di Tripoli's Bar Association, mengatakan kepada komite hak asasi manusia parlemen kelaparan telah sampai ke penjara Roumieh.
Sablouh menambahkan:
"Kuantitas makanan yang disediakan oleh dapur penjara telah menurun secara dramatis, dan daging telah menghilang."
Buah juga langka"