Saksi Ceritakan Kasus Ledakan Bom Depan Gereja Katedral Makassar, Ngeri Sekali, Begini Kronologisnya
saat detik-detik bom di depan Gereja Katedral Makassar akan meledak, Laele sedang perjalanan pulang ke rumah bersama istrinya.
"Saya belum bisa membawa motor karena sakit, jadi istri yang bonceng," ujar pria usia 56 tahun itu.
Laele melanjutkan, istrinya mengendarai motor dengan kecepatan minim.
Baca juga: Polisi Pulangkan Dua Pemuda, Terkait Konvoi Bendera Bintang Bulan
"Pelan-pelan sekali. Pas lewat Jalan Kartini, karena ada mobil dan banyak orang, saya bilang 'pelan-pelan'.
Baru bicara, langsung meledak," tutur Penyuluh Agama Islam Non-PNS Kecamatan Mamajang itu.
Peristiwa itu membuat Laele trauma.
Ledakan besar yang diikuti oleh api dan asap, yang didengarnya, membuatnya syok seketika.
Alhasil, motornya kemudian oleng.
Laele dan istrinya pun melihat potongan tubuh manusia berserakan di trotoar jalan.
"Ngeri sekali, seumur hidup saya baru lihat begitu," ujarnya terbata-bata via telepon.
"Alhamdulillah saya dan istri selamat," imbuhnya dengan nada bicara yang masih gagap dan napas tersengal.
Baca juga: Hari Ini, Bertambah Empat Warga Lhokseumawe yang Terpapar Covid-19
Kesaksian Satpam
Sementara itu, seorang satpam yang berjaga di warung depan Gereja Katedral Makassar, M Akbar (23), turut menceritakan kronologi ledakan bom.
Akbar mengatakan, dia mengaku melihat pelaku.
Pelaku disebut bergegas masuk ke halaman depan gereja.
Akbar pun sempat melihat kerumunan orang di gereja.