Teroris Pakai Kode 'Takjil' untuk Istilah Bahan Peledak, Polisi Temukan 5 Bom Toples Hingga Atribut

Ia lalu merinci peran dari masing-masing terduga yang diamankan polisi di Condet dan Bekasi tersebut.

ZA, kata dia, berperan membeli bahan baku dan bahan peledak.

Ia juga disebut memberitahukan cara pembuatan dan cara mencampurkan cairan-cairan kimia kepada terduga teroris lainnya.

Sementara BS, beber Fadil, perannya adalah mengetahui pembuatan bahan peledak dan cara membuat bahan peledak.

"Menyampaikan kepada saudara NAJ terkait dengan 'takjil', mereka mengistilahkannya dengan istilah 'takjil', setelah dicampurkan yang akan menghasilkan bom dengan ledakan besar," kata Fadil.

Terduga teroris ketiga adalah AJ, laki-laki berusia 46 tahun.

Ia berperan mengetahui dan membantu ZA dalam membuat bahan peledak.

Selain itu, keduanya juga bersama-sama mengikuti beberapa pertemuan dalam rangka melakukan teror dengan bahan peledak.

Baca juga: Polisi Temukan Atribut & Buku Karya Habib Rizieq dalam Penangkapan Teroris, Keterkaitan FPI Didalami

Terakhir, yakni seorang laki-laki HH, usia 56 tahun. Kata Fadil, HH memiliki peran cukup penting.

Ia diketahui merencanakan dan mengatur pembuatan bersama ZA. HH juga turut hadir dalam pertemuan-pertemuan untuk mempersiapkan kegiatan amaliyah.

Ia juga membiayai dan mengirim video berisi teknis pembuatan bahan peledak kepada tiga tersangka lainnya.

Selain menangkap empat terduga teroris, tim Densus turut menyita sejumlah barang bukti.

Antara lain, handphone, kartu identitas, uang tunai, dan sebagainya.

Dari hasil penggeledahan juga ditemukan barang bukti lainnya yakni lima bom aktif dalam bentuk kaleng dengan sumbu yang terbuat dari TATP.