Fakta dan Sosok Abdullah Hehamahua yang Sebut Bom Bunuh Diri di Makassar Hanya Pengalih Perhatian
Abdullah menyebut, temuan atribut FPI di kediaman terduga teroris hanyalah upaya rekayasa untuk mengalihkan perhatian terhadap kematian 6 anggota FPI.
Abdullah juga pernah mencalonkan diri sebagai pimpinan KPK pada tahun 2011.
Namun, ia tidak lolos dalam seleksi calon pimpinan KPK tersebut.

Mantan Penasehat KPK Abdullah Hehamahua sesuai aksi massa di Patung Kuda, Jakarta Pusat, Selasa (18/6/2019).(KOMPAS.com/ RYANA ARYADITA UMASUGI) (KOMPAS.com/ RYANA ARYADITA UMASUGI)
Pernah Ungkap Pernyataan Mengejutkan Soal Jokowi
Dilansir Tribunnewswiki, Abdullah Hehamahua pernah menyebutkan pernyataan mengejutkan tentang Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Hal tersebut ia sampaikan ketika berbicara dalam diskusi Islamic Lawyers Forum bertema "Revisi UU KPK perlemah pemberantasan Korupsi?"
Diskusi itu diselenggarakan oleh Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Pelita Umat pada 22 September 2019 di Jakarta.
Salah satu pernyataan Abdullah Hehamahua dalam acara tersebut berkaitan dengan nasib Jokowi jika kalah Pilpres 2019.
Abdullah Hehamahua mengaku kasihan pada Jokowi jika itu terjadi, karena menurutnya Jokowi akan ditangkap.
Hal itu berhubungan dengan pembangunan infrastruktur berbagai daerah di Indonesia.
"Menjelang Pilpres 2019, saya katakan, secara pribadi saya kasihan sama Jokowi karena kalau dia tidak terpilih 2019, dia akan ditahan, akan ditangkap," katanya.
Abdullah pun mengungkapkan alasannya, yakni karena semua proyek pembangunan infrastruktur dari Aceh sampai Papua itu melanggar peraturan perundang-undangan.
Sebab, ia melanjutkan, Jokowi menggunakan Keppres, bukannya Undang-Undang.
Abdullah Hehamahua juga melaporkan, menurut audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), selama tiga tahun berjalan terdapat ratusan bukti pelanggaran dalam proyek infrastruktur.
"Kalau audit BPK dari 2015 sampai 2018 ada 400 lebih pembuktian pelanggaran, yang itu ada, saya lupa, 300 something triliun terhadap proses itu."