Viral Medsos

Viral Sekelompok Pemuda Menyiksa Satwa Langka Primata, BKSDA Lakukan Investigasi

Dalam video berdurasi selama 28 detik itu, terlihat sekelompok pemuda menyiksa seekor primata yang diduga satwa langka itu.

Editor: Faisal Zamzami
Instagram.com/@bksda.resor.agam
Video sekelompok pemuda yang menyiksa satwa langka Simpai sampai menjerit viral di media sosial, BKSDA Sumbar lakukan investigasi. 

Setelah dilakukan investigasi, Hendra menyebut perbuatan dalam video tersebut adalah ilegal.

Sebab, pemuda tersebut menyiksa seekor satwa yang dilindungi.

"Betul, video ini kita dapatkan dari masyarakat tanggal 31 Maret 2021."

"Setelah kita investigasi ini adalah perbuatan ilegal terhadap satwa dilindungi," kata Hendra saat dihubungi Tribunnews.com, Kamis (1/4/2021).

Hendra juga menjelaskan, hewan yang disiksa itu adalah Simpai atau Surili Sumatera (presbytis melalophos).

Simpai merupakan primata dari famili Cercopithecidae dan salah satu satwa endemik Pulau Sumatera.

"Daerah sebaran satwa ini terbatas berada di pulau Sumatera. Penurunan populasi dan ancaman yang terus terjadi membuat IUCN memasukkannya sebagai spesies Endangered dalam daftar merahnya."

"CITES juga memasukkannya dalam daftar appendix II. Sementara di Indonesia, Simpai termasuk hewan yang dilindungi."

"Berdasarkan UU Nomor 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem," kata Hendra.

Lebih lanjut, tindakan pemuda yang menyiksa Simpai sampai menjerit itu bisa dikenakan sanksi kurungan penjara hingga denda ratusan juta rupiah.

"Sesuai pasal 21 ayat 2 UURI nomor 5 tahun 1990 tentang KSDAHE, setiap orang dilarang menangkap, melukai, membunuh, memiliki, menyimpan, memelihara, mengangkut dan memperniagakan satwa dilindungi baik dalam keadaan hidup, mati ataupum bagian-bagian tubuhnya serta hasil olahannya."

"Sanksinya adalah pidana penjara paling lama Lima tahun dan denda seratus juta rupiah," ungkap Hendra.

Kini, tim BKSDA Sumbar mengaku masih melakukan investigasi untuk menemukan pelaku yang menyiksa Simpai dalam video yang beredar di media sosial itu.

"Masih dalam pencarian. Tim kita sekarang lagi melakukan investigasi tentang pelakunya," ujarnya.

Dari nformasi yang beredar, lokasi penganiayaan diduga berada di kawasan Lintau, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved