Menkeu Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi 2020 Terburuk Dalam 150 Tahun Terakhir
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut pertumbuhan ekonomi tahun 2020 merupakan yang terburuk sejak 150 tahun terakhir
Menkeu Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi 2020 Terburuk Dalam 150 Tahun Terakhir
SERAMBINEWS.COM - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut pertumbuhan ekonomi tahun 2020 merupakan yang terburuk sejak 150 tahun terakhir.
Tercatat, ada 170 negara di dunia yang mengalami kontraksi akibat Covid-19.
Hal ini membuktikan Covid-19 tidak memandang bulu.
Seluruh negara dipaksa untuk memformulasikan kebijakan yang sesuai dan extraordinary.
Kebijakan harus menanggulangi masalah di bidang kesehatan dan berefek pada pemulihan ekonomi.
Baca juga: Komandan Brimob Meninggal, Begini Kondisi 20 Anggota Polda Maluku Setelah Divaksin AstraZeneca
"Sebanyak 170 negara mengalami kontraksi ekonomi. Dan ini (kondisi ekonomi 2020) adalah kondisi terburuk dalam 150 tahun terakhir," kata Sri Mulyani dalam webinar IAIE, Selasa (6/4/2021).
Wanita yang akrab disapa Ani ini mengatakan, Indonesia termasuk satu dari 170 negara yang mengalami kontraksi.
Sepanjang tahun 2020, ekonomi RI mencatat terkontraksi -2,07 persen.
Kontraksi dimulai pada kuartal II 2020 yakni -5,3 persen.
Baca juga: Udah Sedia Hadiah Rp 75 Juta, Tapi Istrinya belum Pulang, Suami: Anak Kita Butuh Kasih Sayang Ibu
Jika dilihat dari tingkat keparahannya, Indonesia masih lebih baik dari negara-negara lain, seperti negara di lingkaran G20, negara ASEAN, hingga negara-negara Islam.
"Saya sering melakukan pembandingan, supaya kita tahu karena hidup itu ada perspektif, kita tidak hidup sendiri. Supaya kita bisa punya sense di mana kita berada," ungkap dia.
Sri Mulyani lantas merinci, negara-negara yang masuk dalam jajaran negara G20 terkontraksi lebih dalam.
Perancis -9 persen, India -8 persen, Italia -9,2 persen, Meksiko -8,5 persen, Inggris -10 persen, Kanada -5,5 persen, Brazil -4,5 persen, dan Arab Saudi -3,9 persen.
Baca juga: Untuk Wanita Usia 40 Tahun ke Atas, Begini 8 Cara Menurunkan Berat Badan
Begitu pula ketika dibandingkan dengan negara ASEAN.
Singapura -6 persen, Filipina -9,6 persen, Thailand -6,6 persen, dan Malaysia -5,8 persen.
Sementara pertumbuhan ekonomi negara Islam lainnya misalnya Iran -1,5 persen, Irak -12 persen, Kuwait -8 persen, Qatar -4,5 persen, hingga United Arab Emirates (UAE) -6,6 persen.
"Poin saya adalah ini situasi yang tidak memandang bulu. Tentu dengan adanya kontraksi ekonomi, akan terjadi konsekuensi kenaikan pengangguran, kenaikan kemiskinan, dan juga dampak kepada kesejahteraan masyarakat," ungkap dia.
Baca juga: Saling Kerahkan Kapal Induk, China di Dekat Taiwan, Amerika Serikat Ke Laut China Selatan
Tak berhenti pada tahun 2020, pandemi masih berlanjut hingga kuartal I 2021 ini.
Ani mengungkap, ada beberapa negara yang bahkan mengalami gelombang ketika penyebaran virus Covid-19.
Beberapa negara Eropa seperti Prancis, Italia, dan Jerman kembali melakukan lockdown.
Begitu pun dengan India yang mengalami lonjakan kasus sehingga menyetop pengiriman vaksin ke seluruh dunia, termasuk ke Indonesia.
Baca juga: Asam Lambung Naik, Ini 4 Pertolongan Pertama Untuk Meredakannya
"Supply vaksin ke seluruh dunia, disetop hanya untuk digunakan di dalam negeri.
Meskipun itu tidak atau belum berhasil untuk menurunkan kasusnya.
Negara tetangga kita Filipina juga dalam situasi yang luar biasa terjadi kenaikan lonjakan," pungkas Ani.
Baca juga: Hadiah Rp 75 Juta Bagi yang Temukan Istri Pria Ini, Sudah 19 Hari Belum Pulang Ke Rumah
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sri Mulyani: Kondisi Ekonomi 2020 Terburuk dalam 150 Tahun Terakhir",