Ramadhan 1442 H

Bangun Rumah Saat Ramadhan, Tukang Bangunan tidak Puasa, Siapa yang Dosa? Ini Penjelasan Buya Yahya

Jika Seseorang membangun rumah di Bulan Ramadhan, sedangkan tukang bangunan tidak berpuasa. Siapaah yang berdosa dalam hal ini?

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Safriadi Syahbuddin
FACEBOOK/BUYA YAHYA
Buya Yahya menjawab pertanyaan tentang siapa yang berdosa jika seseorang membangun rumah pada bulan Ramadhan, lalu tukang bangunannya tidak berpuasa. 

SERAMBINEWS.COM – Jika seseorang membangun rumah pada Bulan Ramadhan, lalu tukang bangunan tidak berpuasa karena pekerjaannya, siapakah yang berdosa? Pemilik rumah atau tukang bangunan tersebut.

Rumah merupakan sebuah bangunan yang dijadikan tempat tinggal seseorang atau keluarga dalam waktu tertentu.

Seseorang akan membangun rumah jika ia memiliki kemudahan dan rezeki yang cukup.

Tentunya, membangun rumah memerlurkan waktu yang tak sedikit.

Terkadang menghabiskan waktu berbulan-bulan.

Baca juga: Hukum Swab saat Puasa Ramadhan, Batalkah Puasanya? Buya Yahya: Sama Seperti Orang Minum Obat

Baca juga: Persiapan Puasa Tak Cukup Hanya Ucapan Marhaban ya Ramadhan, Buya Yahya: Butuh Persiapan Hati

Ketika memasuki bulan suci Ramadhan, rumah tak kunjung selesai dan tukang bangunan masih bekerja.

Tukang bangunan tersebut berkerja dengan tidak berpuasa, siapa yang berdosa?

Menurut Buya Yahya, pemilik rumah akan bertangungjawab di hadapan Allah SWT kelak.

“Kalau Anda membiarkan dia (tukang bangunan) tidak berpuasa, maka Anda ikut berdosa,” ungkap Buya, dikutip dari tayangan Youtube Al-Bahjah TV.

“Itu Anda termasuk orang lupa dan lalai,” tegas Buya Yahya.

Kalau masalah lupa dan lalai, kata Buya, bukan hanya orang awam saja, terkadang seorang ustadz yang sedang membangun masjid tak sadar tukangnya tidak shalat dan berpuasa.

Baca juga: Bagaimana Hukumnya Memajang Foto Ulama di Rumah? Berikut Penjelasan Buya Yahya

Baca juga: Masuk Masjid Saat Azan, Mengerjakan Shalat Sunnah, Berdiri atau Duduk? Ini Penjelasan Buya Yahya

“Ustadz-nya masuk neraka gara-gara tukangnya tidak shalat dan berpuasa. Hati-hati, kita sering lupa dan lalai,” tegas Buya.

Jadi betul, kata Buya, pemilik rumah atau orang yang memperkerjakan tukang bangunan akan mendapat dosa jika membiarkan mereka tidak shalat dan berpuasa.

“Semoga Allah mengirimkan kepada kita tukang (bangunan) ahli surga,” pungkas Buya.

Berpuasa tetapi Tidak Shalat

Bagaimana hukum orang yang berpuasa Ramadhan tetapi tidak menjalankan ibadah shalat wajib?

Apakah puasanya akan tetap sah?

Penceramah Ustaz Maulana mengatakan bahwa orang yang berpuasa tetapi tidak melakukan shalat wajib maka puasanya tetap dianggap sah.

Hal itu, kata Ustaz Maulana, dikarenakan ibadah shalat adalah ibadah tersendiri dan ibadah puasa juga ibadah tersendiri.

"Maka kalau shalat lalu tidak puasa maka shalatnya tetap sah, begitu pula kalau puasa lalu tidak shalat maka tetap sah puasanya," kata Ustaz Maulana saat dihubungi Kompas.com.

Kendati tidak membatalkan puasa, meninggalkan shalat baik di bulan Ramadhan maupun tidak, amatlah sangat disayangkan.

Baca juga: Nuzulul Quran Peristiwa Mulai pada Bulan Ramadhan, Berikut Penjelasan Ustadz Masrul Aidi

Pasalnya, hal pertama yang diperiksa di akhirat kelak adalah ibadah shalat dari orang tersebut, kemudian disusul ibadah yang lain.

"Maka pahala puasa akan diperoleh jika shalatnya sudah diproses," jelas Ustaz Maulana lagi.

"Dan harusnya kita memuliakan Ramadhan dan menghidupkan Ramadhan dengan ibadah terutama ibadah wajib," sambungnya.

"Shalat merupakan ibadah pokok dalam Islam dan wajib dikerjakan bagi orang yang sudah memenuhi persyaratan.

Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa shalat ialah amalan pertama yang dilihat (hisab) Allah di hari akhirat kelak," (HR Ibn Majah).

Dalam hadis lain juga dikatakan: "Antara hamba (mukmin) dan kafir ialah meninggalkan shalat," (HR Ibnu Majah).

Menurut Ustaz Maulana, hal itu sebagaimana disebutkan dalam kitab Fiqih Taqrirotus Sadidah:

"Pembatalan puasa itu dibagi menjadi dua kategori: pertama, pembatalan yang merusak pahala puasa, namun tidak membatalkan puasa itu sendiri.

Kategori ini dinamakan muhbithat (merusak pahala puasa) dan tidak diwajibkan qadha; kedua, sesuatu yang dapat membatalkan puasa dan merusak pahalanya.

Bila melakukan ini tanpa udzur, maka wajib meng-qadha puasa di hari lainnya. Kategori ini dinamakan mufthirat (membatalkan puasa)."

Baca juga: Doa Berbuka Puasa Ramadhan dan Alasan Mengapa Harus Berdoa, Simak Penjelasan Tgk H Faisal Ali

Meski tetap sah, orang yang menjalankan puasa tapi tidak melaksanakan shalat wajib cenderung merugi, karena hanya mendapatkan haus dan lapar saja ketika berpuasa.

Hal senada juga diungkapkan Ahmad Syafi'i Maarif atau yang kerap disapa Buya Syafi'i Maarif.

Dikonfirmasi secara terpisah, Buya Syafi'i menegaskan bahwa seseorang yang tidak beribadah shalat saat bulan Ramadhan, maka puasanya tetap dianggap sah.

Kendati demikian, Buya Syafi'i menganjurkan untuk tidak meninggalkan shalat wajib karena shalat itu sendiri adalah tiang agama.

"Tentu tidak batal, tetapi shalat tiang agama," jelas Buya Syafi'i.

Buya Syafi'i menekankan kepada setiap muslim bahwa beribadah haruslah secara optimal atau total.

Namun, ada pengecualian bagi mereka yang tengah dalam keadaan belajar dan berhalangan. (Serambinews.com/Agus Ramadhan)

INFO SEPUTAR RAMADHAN 2021

IKUTI KAMI DI GOOGLE NEWS

Baca Juga Lainnya:

Baca juga: Ramadhan Sebentar Lagi, Ini 30 Kalimat Indah Ucapan Selamat Menjalankan Ibadah Puasa Diiringi Doa

Baca juga: Sebentar Lagi Ramadhan 1442 H, Begini Cara Atasi Asam Lambung Naik saat Berpuasa

Baca juga: Sah! 1 Ramadhan 1442 H Selasa 13 April 2021 Versi Muhammadiyah, Pemerintah Tunggu Hasil Sidang Isbat

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved