Internasional
Yunani Kembali Perkuat Hubungan dengan Libya, Sepakat Hadang Turki Kuasai Laut Mediterania Timur
Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis mengunjungi Tripoli , Libya, Selasa (6/4/2021). Pertemuannya di sana dengan kepemimpinan politik sementara
SERAMBINEWS.COM, TRIPOLI - Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis mengunjungi Tripoli , Libya, Selasa (6/4/2021).
Pertemuannya di sana dengan kepemimpinan politik sementara Libya, menandai kembalinya Yunani untuk terlibat dengan negara Afrika Utara itu/
Hubungan memburuk pada November 2019 ke titik terendah dalam beberapa tahun terakhir ini
Ketika Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) Libya menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Turki tentang penetapan zona maritim di Mediterania timur.
Yunani menanggapi dengan mengusir Duta Besar Libya dan mendekati Khalifa Haftar, kepala Tentara Nasional Libya yang berbasis di Libya Timur.
Pada saat yang sama, Athena menyaksikan dengan sangat tidak nyaman pengaruh yang tumbuh, secara politik dan militer, dari Turki di Tripoli.
Ankara telah menjadi pendukung internasional terkuat GNA, mengirim penasihat militer, peralatan militer (terutama drone).
Bahkan, tentara bayaran untuk membantu pemerintah yang diakui PBB dalam perangnya melawan pasukan Haftar.
Baca juga: Arab Saudi dan Bahrain Perkuat Kerjasama, Targetkan Kurangi Campur Tangan Iran dan Turki di Teluk
Namun, dengan terpilihnya Pemerintah Sementara Persatuan Nasional (GNU) bulan lalu di Forum Dialog Politik Libya, di bawah naungan PBB, pemerintah Yunani memahami perlu membangun hubungan kembali dengan Tripoli.
“Kunjungan Perdana Menteri Mitsotakis menandai minat Yunani untuk meninjau kembali hubungan dengan pemerintah sementara Libya,” kata George Tzogopoulos.
Dia seorang rekan senior di Center Internationale de Formation Europeenne dan rekan peneliti di Pusat Studi Strategis Begin-Sadat kepada ArabNews, Rabu (7/4/2021).
Mitsotakis yang didampingi Menteri Luar Negeri Nikos Dendias bertemu dengan Ketua Dewan Kepresidenan Mohammed Al-Menfi.
Seorang diplomat yang pernah menjabat sebagai duta besar Libya di Athena sebelum diusir pada Desember 2019 dan Perdana Menteri Abdul Hamid Dbeibeh.
PM Yunani berbicara tentang prospek kerja sama bilateral di berbagai sektor seperti energi, konstruksi, kesehatan, dan transportasi laut.
Namun topik utama diskusi selama pertemuannya dengan kepemimpinan Libya yang baru adalah masa depan perjanjian penetapan batas maritim dengan Turki.
Termasuk prospek untuk memulai kembali negosiasi antara Athena dan Tripoli tentang penetapan zona maritim mereka sendiri, yang terhenti pada 2010-2011 sebelum penggulingan Muammar Gaddafi.
"Yunani berusaha untuk mempresentasikan posisinya di zona maritim di Mediterania Timur dan mencegah situasi di mana MoU Turki-Libya akan direalisasikan di wilayah yang ditunjuk Libya," kata Tzogopoulos.
Ia percaya Athena juga menganggap rekonstruksi Libya sebagai peluang bagus untuk investasi oleh perusahaan Yunani, yang telah aktif di Libya sebelum pecahnya perang saudara.
Sedangkan kebijakan Yunani sejalan dengan kerangka UE, dan kunjungan relevan dari para pemimpin Eropa lainnya, kembalinya politik ke kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara telah direncanakan dengan hati-hati.
Mitsotakis menggambarkan MoU Turki-Libya tidak hanya batal demi hukum tetapi juga ilegal.
Yunani berpendapat perjanjian tersebut mengabaikan ketentuan penting dari Konvensi Hukum Laut PBB.
Khususnya yang berkaitan dengan hak pulau di semua zona maritim, yang merupakan sesuatu yang tidak diterima Ankara.
Baca juga: Mantan Laksamana Turki Ditangkap, Ingin Geser Kebijakan Luar Negeri, Beralih ke China dan Rusia
Athena prihatin bahwa hal itu mungkin diratifikasi oleh Dewan Perwakilan Libya, yang gagal dilakukan GNA karena tidak mengontrol parlemen.
Sumber diplomatik Yunani mengatakan GNU telah diingatkan masalah pembatasan maritim ini tidak hanya dapat mempengaruhi hubungan bilateral, tetapi juga hubungan antara Tripoli dan UE.
Dbeibeh menghindari membahas detail apa pun tentang masa depan MoU dengan Turki.
Sebaliknya, dia menyoroti kemungkinan komite Yunani-Libya untuk membahas batasan maritim.
Sementara itu, Athena bersedia meningkatkan kehadirannya di Libya.
Baca juga: Gara-gara Kritik Proyek Selat Istanbul, Turki Tahan 10 Pensiunan Laksamana
Kedutaan Besar Yunani di Tripoli telah direnovasi dan dibuka kembali, dengan tingkat charge d'affaires, sementara konsulat jenderal baru akan segera dibuka di Benghazi.
"Pembukaan kembali kedutaan besar Yunani di Tripoli tidak boleh dilihat sebagai langkah terisolasi," ujarnya.
"Karena melengkapi keputusan Mei 2020 menunjuk utusan khusus untuk Suriah," kata Tzogopoulos.(*)