Kudeta Militer Myanmar
Duta Besar Myanmar di London Diusir, Junta Militer Perintahkan Seluruh Pekerja Meninggal Gedung
Duta besar Myanmar di London diberhentikan oleh junta militer Myanmar dan mereka diminta untuk segera meninggalkan gedung.
Penulis: Syamsul Azman | Editor: Safriadi Syahbuddin
SERAMBINEWS.COM, LONDON - Duta besar Myanmar di London diberhentikan oleh junta militer Myanmar dan mereka diminta untuk segera meninggalkan gedung.
Perintah untuk mengosongkan gedung duta besar Myanmar untuk London, Inggris dikeluarkan oleh pemerintah Myanmar setelah melakukan kudeta pada 1 Februari 2021 lalu.
Melansir dari Anadolu Agency, Kamis (8/4/2021) Kyaw Zwar Minn menjelaskan staf kedutaan diminta untuk meninggalkan gedung oleh perwakilan militer Myanmar di Inggris dan menyebut ia diberitahu bahwa dirinya bukan lagi perwakilan Myanmar di Inggris.
Kyaw Zwar Minn juga mengatakan, dirinya dikurung setelah berbicara pada awak media, mengambarkan bahwa insiden pengusiran demikian seperti kudeta di tengah Kota London.
"Mereka (pihak keamaan setempat) tidak mengizinkan saya masuk, mereka mengatakan mendapatkan instruksi untuk tidak mengizinkan saya masuk," katanya.
"Ini adalah kudeta di Inggris, kami tidak berada di Myanmar, mereka tidak bisa melakukan seperti ini, Pemerintah Inggris tidak akan mengizinkan tindakan semacam ini, Anda akan melihatnya sendiri," tambahnya.
Baca juga: Pemimpin Sipil Myanmar Akan Bentuk Pemerintah Koalisi, Pemimpin Kudeta Janjikan Pemilu
Baca juga: Lagi, Lima Demonstran Tewas Ditembaki Militer Myanmar Sehingga Total Jadi 550 Orang
Pengusiran duta besar Myanmar tersebut juga mendapat perhatian dari penguna Twitter.
Pengguna Twitter bercentang biru @hninyadanazaw, membagikan suasana di depan kedutaan besar Myanmar untuk Inggris di London.
"Komunitas Burma di London saat ini berkumpul di kedutaan atas berita kedutaan direbut oleh rezim. Polisi terlihat di sana. Duta Besar dilaporkan dihalangi untuk memasuki gedung," tweetnya, Kamis (8/4/2021).
Zwar Minn menyatakan sikap keberatan atas pengusiran tersebut dan mengeluarkan pernyataan yang menuntut pembebasan Aung San Suu Kyi, pemimpin de facto partai yang berkuasa Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) dan para pemimpin sipil.
Dia juga telah bertemu dengan Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab, mengutuk kekejaman militer di Myanmar.
TV pemerintah negara itu mengatakan dia dipanggil kembali karena merilis pernyataan yang tidak sah.
Baca juga: Tiga Kelompok Etnik Bersenjata Myanmar Siap Bersatu Lawan Junta Militer, Perang Saudara Bakal Pecah
Setidaknya 581 orang di Myanmar tewas sejak militer negara itu merebut kendali atas pemerintahan yang sah, kata sebuah kelompok hak sipil yang berbasis di Myanmar.
Hingga 6 April, total 2.750 orang ditahan dan 38 di antaranya dijatuhi hukuman, menurut Asosiasi Bantuan untuk Narapidana Politik (AAPP).
Militer Myanmar merebut kekuasaan pada 1 Februari, menggulingkan pemerintah terpilih Aung San Suu Kyi dan mengakhiri eksperimen singkat negara itu dengan pemerintahan demokratis.
