Breaking News

Internasional

Mahasiswa Lebanon di Luar Negeri Sangat Terpukul, Terancam Dikeluarkan dari Perguruan Tinggi

Krisis ekonomi Lebanon tampaknya membuat mereka yang belajar di luar negeri terancam dikeluarkan dari perguruan tinggi.

Editor: M Nur Pakar
AFP
Mahasiswa yang belajar di luar negeri melakukan demonstrasi di Lebanon, Beirut. 

Tanpa akses ke tabungannya, Moussa Sleiman yang berusia 48 tahun harus membeli 300 dolar AS untuk putranya setiap bulan di pasar gelap dengan nilai tukar yang selangit.

Tetapi penghasilannya dari toko mainan dan kosmetiknya, dalam pound Lebanon sekarang bernilai 85 persen lebih rendah dari nilai jalanan, bahkan tidak dapat menutupinya.

"Saya sangat khawatir," kata ayah delapan anak itu, dengan pembayaran sewa bulan April putra tertuanya.

“Aku harus pergi dan mengumpulkan lebih banyak hutang," tambahnya.

Seorang aktivis mahasiswa mengatakan para orang tua juga telah menjual mobil dan perhiasan emas untuk membantu anak-anak mereka.

Banyak yang menyalahkan krisis keuangan terburuk Lebanon sejak perang saudara 1975-1990 pada salah urus politik dan korupsi.

Ketika cadangan devisa negara itu anjlok, dan di tengah laporan pelarian modal massal meskipun ada kontrol mata uang sejak 2019, mereka menuduh kelas penguasa telah menjarah tabungan mereka.

Undang-undang yang disahkan pada tahun 2020 seharusnya memungkinkan orang tua mengakses 10.000 dolar As per siswa yang terdaftar di luar negeri pada tahun 2019 dengan nilai tukar resmi yang jauh lebih murah.

Tetapi orang tua mengatakan bank tidak peduli.

“Mereka menerima permintaan kami dan membuangnya ke laci karena tidak ada lagi uang tersisa untuk dikirim," ujar ayah Slemen.

"Mereka mencurinya,” tuduhnya.

Baca juga: Pendeta Kristen Terkemuka Lebanon Kritik Hizbullah

Beberapa orang tua atau kakek nenek telah mengajukan tuntutan hukum terhadap bank mereka dan menang, paling lambat bulan lalu.

Salah satunya tahun lalu mampu mentransfer dana kepada putra-putranya di Prancis dan Spanyol agar bisa lulus.

Sleiman dan sesama orang tua akan melakukan hal yang sama.

Dan Persatuan Pemuda Lebanon Internasional, yang mencakup siswa di 20 negara, telah mulai bekerja dengan pengacara sukarela untuk mengajukan lusinan kasus lagi.

Tetapi pengacara dan aktivis Nizar Sayegh mengatakan kasus-kasus ini masih langka dan dipersulit oleh penguncian virus Corona dan bank-bank yang mengajukan banding.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved