Berita Pidie
62 Lulusan SMA Sukma Bangsa Pidie Diwisuda, Ada 8 Lulus SNMPTN , Ini Nama-namanya
Direktur Sekolah Sukma Bangsa Pidie, Marthunis Bukhari juga berterima kasih kepada masyarakat yang saat ini mempercayakan putra-putrinya
Penulis: Nur Nihayati | Editor: Nur Nihayati
Direktur Sekolah Sukma Bangsa Pidie, Marthunis Bukhari juga berterima kasih kepada masyarakat yang saat ini mempercayakan putra-putrinya
Laporan Nur Nihayati | Pidie
SERAMBINEWS.COM, SIGLI - Sekolah Sukma Bangsa Pidie mengukuhkan 62 wisudawan yang sudah menempuh pendidikan di SMA Sukma Bangsa Pidie.
Kegiatan wisuda dilaksanakan pada Sabtu (10/4/2021) di gedung serbaguna sekolah tersebut.
Kegiatan yang juga dihadiri wali siswa dengan tetap menjaga protokol kesehatan.
Khususnya menggunakan masker dan menjaga jarak.
Seremoni itu juga dihadiri perwakilan Majelis Pendidikan Daerah (MPD) Pidie, H. M. Nasir Sarong yang juga pembina komite Sekolah Sukma Bangsa Pidie.
Baca juga: Sinopsis Ikatan Cinta Malam Ini, Papa Surya Punya Bukti Elsa dan Roy ke Bar Malam Itu, Al dan Andin?
Baca juga: 6 Fakta Pria Bunuh Sahabat di Aceh Tenggara, Kepala Dipukul, Leher Ditusuk, Diseret ke Kebun Jagung
Baca juga: Pasar di Lhokseumawe Terbengkalai, Material Bangunan Dirusak dan Hilang Dicuri
Dalam sambutannya dia menyampaikan betapa Sekolah Sukma yang dulu dianggap "hantu" oleh segelintir orang, ternyata tidak terbukti.
"Saya bersama Pak Murthalamuddin saat menjabat sebagai Kepala Dinas Pendidikan di Pidie kala itu mendengar isu kalau Sukma itu sekolah orang kaya dan seterusnya.
Tapi setelah Pak Murthala berkunjung, malah guru-guru se Pidie malah diminta magang ke Sekolah Sukma Bangsa karena simpatinya ke sekolah ini," ujar Nasir.
Selain itu, Direktur Sekolah Sukma Bangsa Pidie, Marthunis Bukhari juga berterima kasih kepada masyarakat yang saat ini mempercayakan putra-putrinya bersekolah di Sukma.
Di akhir sambutannya, dia berpesan dua hal, "Pesan pertama saya kepada orang tua agar tidak membandingkan anak kita dengan anak orang lain.
Setiap anak itu berbeda dan memiliki keistimewaan masing-masing.
Jangan memaksakan anak kita menjadi seperti anak orang lain.
Biarkan mereka tumbuh menjadi diri mereka sendiri.