Meugang dan Tarawih di Pengungsian,  15 Warga Korban Gas Beracun Masih Dirawat *

Bulan Ramadhan 1442 Hijriah kali ini terasa berbeda bagi warga Gampong Panton Rayeuk T, Kecamatan Banda Alam, Kabupaten Aceh Timur

Editor: bakri
Serambi Indonesia
Warga Desa Panton Rayeuk T yang terdampak das beracun masih bertahan di lokasi pengungsian di Kantor Camat Banda Alam, Aceh Timur, Senin (12/4/2021). 

Medco Telusuri Sumber Bau

IDI - Bulan Ramadhan 1442 Hijriah kali ini terasa berbeda bagi warga Gampong Panton Rayeuk T, Kecamatan Banda Alam, Kabupaten Aceh Timur. Pelaksanaan tradisi meugang dan shalat Tarawih perdana, Senin (12/4/2021), terpaksa mereka lakukan di lokasi pengungsian.

Total ada sekitar 315 jiwa dari 133 kepala keluarga warga Gampong Panton Rayeuk T yang harus mengungsi ke Kantor Camat Banda Alam, menyusul keluarnya gas beracun dari sumur minyak dan gas (migas) Alue Siwah milik PT Medco. Senin kemarin merupakan hari keempat mereka bertahan di pengungsian, sejak Jumat (9/4/2021).

PT Medco langsung bergerak cepat dengan menyalurkan satu ekor sapi, 50 kilogram daging sapi, 20 kilogram iga sapi, dan 40 ekor ayam kepada para pengungsi. VP Relation & Security Medco E&P Indonesia, Arif Rinaldi, mengatakan, bantuan itu merupakan bentuk penghormatan perusahaan kepada warga untuk merayakan meugang.

"Kami selalu ikut berpartisipasi dan menghormati tradisi dan budaya masyarakat agar dapat dipertahankan," ujar Arif dalam keterangan tertulis yang diterima Serambi, Senin (12/4/2021).

Terkait masih bertahannya warga di lokasi pengungsian, Camat Banda Alam, Muliadi SSTP MAP, menjelaskan, itu memang merupakan arahan dari PT Medco. Dia mengatakan, perusahaan migas itu masih belum membolehkan warga kembali ke rumahnya masing-masing.

“Warga belum diperbolehkan pulang karena belum ada arahan dari perusahaan (PT Medco).” ucapnya.

Terkait kebutuhan warga di hari meugang, Muliadi mengatakan, pengungsi mendapatkan bantuan sapi sebanyak tiga ekor. Masing-masing dari PT Medco 1 ekor dan Gubernur Aceh dua ekor. Sedangkan Pemkab Aceh Timur, selain memfasilitasi, juga membantu kebutuhan logistik para pengungsi.

Hingga kemarin dia sebutkan, jumlah warga yang bertahan di pengungsian sebanyak 315 jiwa dari 133 KK. Mereka merupakan warga dari dua dusun di Gampong Panton Rayeuk T. “Untuk pelaksanaan shalat Tarawih kita mendirikan tenda. Begitu juga dengan sahur, semua aktivitas berada dalam kompleks pengungsian di Kantor Camat Banda Alam," tutur Muliadi.

Sementara warga yang harus menjalani perawatan akibat keracunan gas mencapai 21 orang. Delapan di antaranya sudah dipulangkan dan oleh pihak PT Medco ditempatkan di homestay. Sedangkan dalam perawatan sebanyak 13 orang.

Kamar mandi terbatas

Nurdianto, Kepala Dusun CV 9, salah satu dusun yang terdampak gas beracun yang ditemui Serambi di lokasi pengungsian mengatakan, pihaknya akan tetap bertahan di pengungsian sebelum adanya arahan dari pihak perusahaan.

Hanya saja ada beberapa keluhan pengungsi, yakni terbatasnya fasilitas untuk mandi dan mencuci. “Karena hanya ada satu kamar mandi di kantor camat sehingga membuat warga harus antre,” timpalnya.

Sementara untuk kebutuhan biaya hidup, PT Medco disebutkan Nurdianto juga memberikan kompensasi kepada warga dalam bentuk uang tunai, yang diberikan per kepala keluarga. "Perusahaan juga memberikan kompensasi Rp 400.000 per KK, karena warga tidak bisa bekerja. Hal itu berdasarkan kesepakatan antara warga dan perusahaan," bebernya.

Bau gas masih tercium

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved