Luar Negeri

Suku Vanuatu Pemuja Almarhum Pangeran Philip Adakan Upacara Berkabung, Bingung Pilih Dewa Pengganti

Anggota suku di Vanuatu yang memuja Pangeran Philip dilaporkan mengadakan upacara berkabung untuknya.

Editor: Faisal Zamzami
AFP PHOTO/DAN MCGARRY
Foto yang diambil pada 12 April 2021 menunjukkan suku asli Vanuatu memegang foto Pangeran Philip di Yakel, sebuah desa terpencil di Tanna. Mereka memuja Pangeran Philip sebagai dewa. 

Suku di Vanuatu Bingung Pilih "Dewa" Pengganti

Suku Vanuatu yang memuja Pangeran Philip menuturkan, mereka saat ini belum menentukan siapa pengganti pemimpin spiritual mereka setelah si bangsawan meninggal.

Selama bertahun-tahun, penduduk di Desa Yaohnanen dan Yakel, Pulau Tanna, menjadikan Duke of Edinburgh sebagai dewa.

Seperti diketahui, suami Ratu Elizabeth II itu meninggal dalam usia 99 tahun pada Jumat (8/4/2021) di Kastil Windsor.

Kepala Desa Yakel, Albi, mengaku tidak tahu bagaimana kematian Pangeran Philip akan berdampak pada kegiatan keagamaan mereka.

Mereka yakin arwah sang bangsawan saat ini tengah terombang-ambing dan mencari tempat hunian baru.

Banyak pihak luar yakin bahwa putra Philip, Pangeran Charles, ataupun dua cucunya, Pangeran William dan Pangeran Harry, akan menjadi "dewa".

Namun, seperti diberitakan AFP, Senin (12/4/2021), Albi mengaku tidak tahu siapa yang bakal menggantikan Philip.

"Jiwa Pangeran Philip memang sudah meninggalkan tubuhnya. Namun, masih terlalu dini untuk mengatakan ke mana dia akan berlabuh," ucapnya.

Banyak tetua desa percaya, Charles yang bergelar Prince of Wales (Putra Mahkota Kerajaan Inggris) akan menggantikan ayahnya.

 Sebabnya, dia sudah mendapatkan gelar Mal Menaringmanu dalam kunjungan ke Port Vila, ibu kota Vanuatu, pada 2018.

Para pemimpin suku menyatakan, mereka sudah mengirimkan pesan kepada kerajaan setelah Philip meninggal, tanpa menjabarkan isinya.

Roh berkulit pucat

Agama Pangeran Philip diyakini dimulai pada 1970-an, ketika si bangsawan berkunjung pada 1974, kala itu masih bernama Hebrides Baru.

Pejabat Inggris yang melakukan penyelidikan berujar, kepercayaan itu bersumber pada sebuah legenda setempat.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved