Luar Negeri
Perang Rusia dengan Ukraina Dimulai, Puluhan Tentara Ukraina Tewas Ditembak Sniper Rusia
Perang antara Rusia dengan Ukraina ternyata telah dimulai di Donbass, wilayah perbatasan Rusia dan Ukraina.
Kiev khawatir, Rusia yang selama ini menyokong pemberontak di Donbass, bakal berusaha mencari alasan untuk menyerang mereka.
Sejak dimulai tujuh tahun silam, perang di Donbass sudah membunuh 13.000 orang dan membuat 1,5 juta warga mengungsi.
Ukraina dipredisksi jatuh ke tangan Rusia
Ukraina diprediksi bakal habis-habisan melawan Rusia dalam perang di perbatasan.
Diplomat Ukraina pun menyebut aktifitas militer Rusia telah mengarah ke peperangan seperti yang terjadi dalam Perang Dunia III.
Aktifitas militer Rusia pun membuat Presiden AS Joe Biden khawatir.
Joe Biden mengeluarkan peringatan agar Vladimir Putin mengurangi ketegangan dan menahan diri dari tindakan militernya.
“Jika Rusia terus mengganggu demokrasi kita, saya siap untuk mengambil tindakan lebih lanjut untuk menanggapi. Sekarang adalah waktunya untuk menurunkan ketegangan," kata Biden.
AS juga telah membatalkan pengerahan dua kapal perang ke Laut Hitam pada 14 April untuk menghindari eskalasi situasi yang tidak perlu.
Kremlin sebelumnya telah memperingatkan kapal perang AS untuk menghindari Krimea "demi kebaikan mereka sendiri" dan telah menutup sebagian Selat Kerch dalam upaya untuk memblokir kapal perang asing agar tidak mencapai Ukraina.
Sersan Sasha Iovenko, seorang tentara Ukraina di garis depan perbatasan Timur, mengaku telah melihat peningkatan jumlah pasukan Rusia di perbatasan.
“Kami bisa melihat peningkatan jumlah pasukan dan peralatan di perbatasan kami tapi kami tidak bisa memastikannya. Kami tidak dapat membuat ramalan apa pun.
"Tapi mereka membawa kelompok taktis batalion ke perbatasan kami.
Kami siap untuk penyerangan jika itu akan terjadi," ujar Sasha.
Jenderal Tod Wolters, panglima tertinggi militer AS di Eropa, pada Kamis memperingatkan bahwa ada potensi Rusia akan menginvasi Ukraina selama beberapa minggu ke depan.