Internasional

Dewan Keamanan PBB Prihatinkan Kondisi Kemanusiaan di Tigray, Dari Pemerkosaan Sampai Pembunuhan

Dewan Keamanan PBB sangat prihatin atas kondisi kemanusiaan dan hak asasi manusia di wilayah Tigray, Ethiopia.

Editor: M Nur Pakar
AFP/UNREST EDUARDO SOTERAS
Foto gabungan memperlihatkan kondisi perang di Tigray, Ethiopia dan pengungsi di Sudan pada Minggu (22/11/2020). 

SERAMBINEWS.COM, NEW YORK - DK PBB sangat prihatin atas kondisi kemanusiaan dan hak asasi manusia di wilayah Tigray, Ethiopia.

Hal itu menjadi komentar pertama Dewan Keamanan (DK) PBB tentang konflik yang telah berkecamuk di wilayah tersebut selama enam bulan.

Pernyataan itu tidak menyebutkan tentara Eritrea di Tigray.

Kepala Kemanusiaan PBB Mark Lowcock dan Amnesty International mengatakan tentara tetap tinggal beberapa pekan, setelah tentara Ethiopia pergi.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price mengatakan belum melihat bukti pasukan Eritrea menarik diri dari Tigray.

Baca juga: Ethiopia Tolak 15 Gagasan Mesir Atas Proyek Bendungan Nil, Grand Ethiopian Renaissance Dam

Pada November 2021, ketegangan politik antara pemerintah Presiden Ethiopia Abiy Ahmed dan para pemimpin Tigray meledak menjadi perang.

Eritrea bekerja sama dengan tetangganya, Ethiopia, dalam konflik tersebut. Ribuan orang tewas.

Amerika Serikat menuduh pembersihan etnis di bagian barat Tigray, klaim yang oleh otoritas Ethiopia dianggap tidak berdasar.

Istilah ini mengacu pada pemaksaan penduduk dari suatu daerah melalui pengusiran dan kekerasan lainnya, seringkali termasuk pembunuhan dan pemerkosaan.

Ethiopia mengatakan bahwa kehidupan di Tigray kembali normal.

Sementara itu, Lowcock mengatakan kepada dewan sekitar 4,5 juta dari 6 juta Tigray membutuhkan bantuan kemanusiaan.

Bahkan, tidak ada keraguan kekerasan seksual digunakan dalam konflik ini sebagai senjata perang.

Baca juga: Menlu Mesir Tegaskan Tindakan Ethiopia Membatasi Hak Air Akan Jadi Bermusuhan

Dia mengutip banyak laporan pemerkosaan yang mengkhawatirkan. dan serangan seksual lainnya, terutama oleh pria yang mengenakan seragam berbagai kekuatan.

Dalam pernyataan DK PBB menyampaikan keprihatinan mendalam tentang tuduhan pelanggaran hak asasi manusia, termasuk laporan kekerasan seksual.

Mereka menyambut baik kesepakatan oleh PBB dan badan hak asasi Ethiopia untuk melakukan penyelidikan bersama atas pelanggaran yang dilaporkan.

Baca juga: Sudan Peringatkan Rencana Bendungan Ethiopia, Akan Ancam Nyawa 20 Juta Warganya

DK PBB juga mengakui upaya kemanusiaan Ethiopia tetapi menyerukan tanggapan yang lebih besar.

Seperti akses kemanusiaan tanpa batas ke semua orang yang membutuhkan dan pemulihan keadaan normal.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved