Internasional
Rusia Mengumumkan Berakhirnya Latihan Perang di Ukraina, Seluruh Pasukan Akan Ditarik
Menteri Pertahanan Rusia menyatakan akan menarik seluruh pasukan dari perbatasan Ukrainan dan Krimea mulai 1 Mei 2021.
SERAMBINEWS.COM, MOSKOW - Menteri Pertahanan Rusia menyatakan akan menarik seluruh pasukan dari perbatasan Ukraina dan Krimea mulai 1 Mei 2021.
Sekitar 80.000 tentara dan peralatan militer berat telah dipindahkan bulan lalu untuk menduduki Krimea dan perbatasan timur Ukraina.
Latihan militer Rusia yang melibatkan lebih dari 60 kapal, 10.000 tentara, 200 pesawat dan 1.200 kendaraan militer berlanjut hingga Kamis (22/4/2021) lansir AP..
Warga Ukraina dengan cemas menyaksikan pidato tahunan Vladimir Putin untuk melihat apakah dia akan mengumumkan serangan militer.
Sebaliknya, Ukraina hampir tidak ditampilkan dalam pidato Putin.
Baca juga: VIDEO - Militer Rusia Latihan Kesiapan Tempur Mendadak, Dampak Ketegangan dengan Ukraina
Kemudian muncul kabar dari Menteri Pertahanan Sergei Shoigu latihan militer sekarang akan selesai.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyambut baik berita tersebut, meskipun mengatakan Ukraina akan tetap waspada.
Penumpukan Rusia tampaknya telah direkayasa sebagian untuk mengukur respons tidak hanya dari Ukraina, tetapi juga dari AS dan Eropa.
Presiden AS Joe Biden memberi peringatan kepada Putin dan dukungan kepada Zelensky.
Tetapi membatalkan rencana untuk mengirim kapal perang ke Laut Hitam dan menjelaskan AS tidak akan berperang di Ukraina.
Baca juga: Perang Rusia dengan Ukraina Dimulai, Puluhan Tentara Ukraina Tewas Ditembak Sniper Rusia
Tanggapan Eropa masih lebih terbatas, meskipun Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Prancis Emmanuel Macron beberapa kali berbicara dengan Putin.
Biden juga mengusulkan pertemuan puncak dengan Putin untuk membahas Ukraina dan masalah lainnya.
Di Ukraina, bagaimanapun, ancaman invasi memicu rasa persatuan nasional dan memperkuat posisi Zelensky, kata Davyd Arakhamia, pemimpin partai Zelensky di parlemen.
"Ketika situasi damai, orang mulai memainkan permainan politik," kata Arakhamia.
"Tapi ketika kita melihat musuh eksternal datang, dan tidak ada diskusi tentang siapa musuh, orang-orang bersatu," tambahnya.