Breaking News

Luar Negeri

Mengerikan! Covid-19 di India Mengganas, dalam 2 Minggu Bertambah 3 Juta Kasus

Krisis Covid-19 di India semakin mencekam karena angka kematian yang terus melonjak. Virus corona di India membuat negara itu lumpuh sebagaimana dilan

Editor: Faisal Zamzami
AP
Beberapa tumpukan kayu pemakaman pasien yang meninggal karena penyakit COVID-19 terlihat terbakar di tanah yang telah diubah menjadi krematorium kremasi massal korban virus corona, di New Delhi, India, Rabu (21/4/2021). 

SERAMBINEWS.COM, NEW DELHI – Krisis Covid-19 di India semakin mencekam karena angka kematian yang terus melonjak.

Virus corona di India membuat negara itu lumpuh sebagaimana dilansir BBC, Sabtu (24/4/2021).

 Sejumlah rumah sakit melaporkan kehabisan tempat tidur perawatan intensif, obat-obatan, dan kehabisan oksigen dalam gelombang infeksi Covid-19 yang mengganas.

“Negeri Anak Benua” sejauh ini melaporkan lebih dari 186.000 kematian dan 16 juta kasus Covid-19 yang terkonfirmasi.

Dari jumlah kasus Covid-19, sebanyak tiga juta kasus ditambahkan hanya dalam dua pekan terakhir.

Jumlah kasus harian Covid-19 di India juga tidak menunjukkan penurunan, justru sebaliknya, terus mengalami kenaikan.

Bahkan dalam tiga hari terakhir, Kamis (22/4/2021) hingga Sabtu, jumlah kasus harian Covid-19 di India melampaui 300.000 kasus.

Kengerian akibat Covid-19 di India semakin kentara saat televisi dan foto-foto yang tersebar di media sosial menunjukkan kremasi massal di seluruh negeri.

Kremasi massal dilakukan saat seluruh negeri kehabisan ruang akibat korban tewas Covid-19 yang sangat banyak.

Para jurnalis di berbagai kota mempertanyakan angka resmi yang dikeluarkan pemerintah India.

 Mereka seringkali menghabiskan berhari-hari di luar krematorium untuk menghitung korban tewas yang sebenarnya.

Hasil penghitungan mereka menunjukkan, kematian akibat Covid-19 di beberapa kota sebenarnya sepuluh kali lebih banyak daripada yang dilaporkan pemerintah India.

Pekan lalu, BBC Gujarat melaporkan bahwa krematorium di kota Surat berlangsung terus menerus sehingga panas mulai melelehkan sebagian cerobong asapnya.

Baca juga: Warga India Lari ke Indonesia karena Terdesak Lonjakan Kasus Covid-19 yang Menggila

Baca juga: Tsunami Covid 19 Terjang India, Mayat Menumpuk di Ruang Kremasi, 16 Juta Kasus & 186 Ribu Meninggal

Pemerintah Bungkam Suara Kritis

Pemerintah India meminta Twitter untuk menghapus puluhan twit yang mengkritik penanganan wabah virus corona di India.

Permintaan tersebut dilontarkan pemerintah India setelah negara tersebut mencatatkan rekor terburuk jumlah kasus Covid-19 dalam sehari.

Akibatnya, banyak orang termasuk politikus dan anggota parlemen lokal mengkritik penanganan pemerintah mengenai Covid-19 di India.

 Twitter lantas menangguhkan beberapa twit setelah pemerintah India melakukan pengajuan hukum, seorang juru bicara mengatakan kepada Reuters pada Sabtu.

Pemerintah membuat perintah darurat untuk menyensor twit, ungkap Twitter di database Lumen, sebuah proyek Universitas Harvard.

Dalam pengajuan hukum pemerintah, tertanggal 23 April dan diungkapkan di Lumen, ada 21 twit yang diminta untuk dihapus.

Di antara twit tersebut, ada yang berasal dari seorang anggota parlemen bernama Revnath Reddy, seorang menteri di negara bagian Benggala Barat bernama Moloy Ghatak, dan seorang filmmaker bernama Avinash Das.

Pemerintah India melakukan pengajuan hukum di bawah payung Undang-Undang Teknologi Informasi tahun 2000 sebagaimana dilansir Reuters, Sabtu (24/4/2021).

 "Saat kami menerima permintaan hukum yang sah, kami meninjaunya berdasarkan Peraturan Twitter dan hukum setempat," kata juru bicara Twitter dalam pernyataan yang dikirim melalui e-mail.

"Jika konten melanggar aturan Twitter, konten tersebut akan dihapus dari layanan.

Jika ditetapkan sebagai ilegal di yurisdiksi tertentu, tetapi tidak melanggar aturan Twitter, kami dapat menangguhkan akses ke konten tersebut hanya di India," sambung juru bicara itu.

Juru bicara itu mengonfirmasi, Twitter telah memberi tahu pemegang akun secara langsung bahwa perusahaan media sosial itu telah menangguhkan konten mereka.

Twitter juga memberitahu akun yang bersangkutan bahwa langkah tersebut merupakan perintah hukum yang berkaitan dengan twit mereka.

Situs berita TechCrunch melaporkan, Twitter bukanlah satu-satunya platform media sosial yang terpengaruh oleh pengajuan hukum dari pemerintah India.

Sementara itu, sejumlah rumah sakit kewalahan dan meminta pasokan oksigen pada Sabtu karena infeksi virus corona di India melonjak drastis.

India berada dalam cengkeraman gelombang kedua pandemi yang mengamuk, mencatatkan rekor dengan jumlah kasus harian terbanyak selama tiga hari berturut-turut.

Jumlah kasus Covid-19 di India melebihi 16 juta kasus, kata Kementerian Kesehatan India pada Sabtu.

Kematian akibat Covid-19 sebanyak 189.544 jiwa.

Baca juga: Pasca Terlanjur Minggat, Nathalie Holscher Minta Maaf ke Suami, Ulah Keluarganya, Sule Bereaksi

Baca juga: BEJAT! Seorang Pria Tega Nodai Keponakan yang Masih SD, Dilakukan Sebanyak 15 Kali

Baca juga: DLHK3 Kerahkan 10 Armada, Bersihkan Sampah Pedagang Penganan Berbuka

 Kompas.com dengan judul "Kengerian Corona di India, dalam 2 Minggu Bertambah 3 Juta Kasus",

BACA BERITA LAIN TERKAIT INDIA

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved