Berita Langsa

Yayasan Geutanyo Sampaikan Pernyataan Sikap Terkait Konflik Myanmar, Tanggapi Hasil KTT Asean

"Pertemuan KTT ASEAN ini  melahirkan 5 butir hasil kesepakatan terkait konflik dan kudeta militer di negara Myanmar," kata Nasruddin.

Penulis: Zubir | Editor: Mursal Ismail
Anadolu Agency
Aysar Rahman (70) adalah satu dari 750.000 Rohingya yang melarikan diri dari Myanmar pada Agustus 2017 silam. 

"Pertemuan KTT ASEAN ini  melahirkan 5 butir hasil kesepakatan terkait konflik dan kudeta militer di negara Myanmar," kata Nasruddin. 

Laporan Zubir | Langsa 

SERAMBINEWS.COM, LANGSA - Konferensi Tingkat Tinggi Association of Southeast Asian Nations (KTT ASEAN) telah berhasil menghasilkan konsensus ASEAN yang dibacakan Presiden Jokowi. 

Konferensi ini digelar pada tanggal 24 April 2021 di Kantor Sekretariat ASEAN - Jakarta.

Nasruddin, Koordinator Kemanusiaan Yayasan Geutanyo, menyampaikan hal ini dalam pernyataan tertulis kepada Serambinews.com, Senin (26/4/2021). 

"Pertemuan KTT ASEAN ini  melahirkan 5 butir hasil kesepakatan terkait konflik dan kudeta militer di negara Myanmar," kata Nasruddin. 

Nasruddin menyebutkan 5 butir kesepakatan itu di antaranya, penghentian penggunaan kekerasan dari militer Myanmar, dimulainya proses dialog inklusif, pembebasan tahanan politik Myanmar.

Selanjutnya, pembentukan utusan khusus ASEAN untuk pemantauan secara objektif, serta pembukaan akses bantuan kemanusiaan dari ASEAN.

Baca juga: Doakan Kru KRI Nanggala 402, Prajurit Kodim Aceh Selatan Gelar Shalat Ghaib dan Doa Bersama

Baca juga: VIDEO Eks Pemain Persiraja Assanur Torres Rijal Jadi TopSkor di Piala Menpora

Baca juga: ISMERLO Tawarkan Bantuan Angkat KRI Nanggala-402 dari Kedalaman 838 Meter, Apa Itu ISMERLO?

"Hasil pertemuan KTT ini tentu layak disambut hangat.

Hal ini sebagai respon paling awal ASEAN terhadap meningkatnya eskalasi kekerasan oleh Junta Myanmar Jenderal Min Aung Hlaing menyikapi perlawanan masyarakat sipil di sana maupun perlawanan kelompok etnis," tulisnya. 

Dia menambahkan, catatan dari sejumlah lembaga pemantau HAM mengungkapkan lebih dari 250.000 masyarakat sipil telah mengungsi dan lebih dari 700 orang meninggal sejak kudeta berlangsung.

"Belum terhitung korban mengungsi maupun meninggal dari periode kekerasan sebelumnya," cetusnya

Ditambahkan Nasruddin, sebagai wujud dari upaya mendukung hasil KTT ASEAN ini, serta merespon penyelesaian konflik politik dan kemanusiaan Myanmar secara menyeluruh.

Yayasan Geutanyoe perlu menyampaikan beberapa pernyataan sikapnya.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved