Idul Fitri 2021
Larangan Mudik Lebaran 2021, Prof Farid Wajdi: Kalau Mau Larang maka Larang Semua
Prof Dr Farid Wajdi Ibrahim MA, Guru Besar UIN Ar-Raniry sekaligus Ketua ICMI Aceh mengatakan larangan mudik bisa dilihat dari positif dan negatif.
Penulis: Syamsul Azman | Editor: Zaenal
Laporan Syamsul Azman | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Prof Dr Farid Wajdi Ibrahim MA, Guru Besar UIN Ar-Raniry sekaligus Ketua ICMI Aceh mengatakan larangan mudik bisa dilihat dari aspek positif dan aspek negatif.
Hal tersebut disampaikan Prof Farid ketika berkunjung ke Kantor Harian Serambi Indonesia, Rabu (5/5/2021) untuk mengisi tausiyah program Serambi Spritual di Serambi FM dengan tema "Ramadan Bulan Taubat".
Pada kesempatan tersebut, suasai mengisi tausiyah Ramadhan, Prof Farid menyampaikan pandangannya mengenai larangan mudik lebaran 2021.
Menurutnya, tentu ramai orang kesal dengan larangan tersebut, namun keputusan demikian harus dilihat dari dua aspek.
Baca juga: Malam Lailatul Qadar di 10 Hari Terakhir Ramadhan 2021, Itikaf dan Sholat Tahajud Dianjurkan
Aspek Positif dan Negatif
Prof Farid menyebut, sesuatu yang baik bagi diri sendiri belum tentu baik bagi orang lain, sebagaimana mudik, bagi diri sendiri baik karena bertemu dengan keluarga, menjalin silaturahmi, namun bisa saja berbahaya karena kondisi masih pandemi.
Tidak disangkal pula banyak yang kesal dengan larangan mudik, jika mentaati aturan pemerintah, maka tidak mudik dan untuk mengobati kerinduan keluarga di kampung, biaya untuk melakukan perjalanan bisa diberikan kepada keluarga di kampung.
Sebagai hadiah sekaligus membantu kondisi keuangan keluarga di kampung.
"Memang baik bagi kita belum tentu baik bagi orang lain. Karena dilarang untuk mudik, maka muncul kesal karena dilarang pulang, kalau memang menaati aturan tersebut, kita bisa tidak pulang.
Dengan catatan berikan biaya pulang tersebut kepada keluarga, sebagai hadiah karena tidak bisa pulang," katanya.
"Jika dilihat dari segi positif, pertama bisa menghemat biaya, menghemat waktu kemudian kalau kita pulang, tidak tahu kita yang membawa penyakit atau kita terkena penyakit," tambahnya.
Prof Farid juga memberikan gambaran seperti kasus Covid-19 di India yang mengemparkan.
Lonjakan warga yang terinfeksi sampai meninggal yang tinggi, sampai India kekurangan tempat untuk mengkremasi mayat.
"Kemudian kalo dilihat seterusnya, kita menghindar agar tidak terjadi seperti yang terjadi di India, hidup bebas tanpa peduli protokol sampai kasus Covid-19 mengemparkan dunia," ungkapnya.
Baca juga: Jeritan Supir Bus di Tengah Larangan Mudik, Tidak Ada Bantuan Sembako, Terpaksa Ngutang Lagi