Idul Fitri 2021
Larangan Mudik Lebaran 2021, Prof Farid Wajdi: Kalau Mau Larang maka Larang Semua
Prof Dr Farid Wajdi Ibrahim MA, Guru Besar UIN Ar-Raniry sekaligus Ketua ICMI Aceh mengatakan larangan mudik bisa dilihat dari positif dan negatif.
Penulis: Syamsul Azman | Editor: Zaenal
Tanda Tanya
Prof Farid menyampaikan bahwa ramai orang yang bertanya-tanya mengenai kebijakan larangan mudik namun pada tempat-tempat umum lainnya terlihat bebas.
Seperti pesta-pesta, tempat penjualan dan sebagainya, sebutnya ramai warga tapi tidak ada aturan mengenai keramaian tersebut.
Prof Farid juga mempertanyakan, mengapa mudik dilarang, namun aktivitas berkerumunan lainnya tidak diperhatikan.
"Hari ini orang-orang bertanya-tanya, kenapa di pasar boleh banyak orang, swalayan dan tempat umum lainnya banyak orang. Kenapa orang menikah boleh ramai-ramai, pemilu boleh, kegiatan lain pun boleh ramai-ramai, tapi mengapa mudik dilarang," ungkapnya.
"Ini orang yang tidak mau, kalau mau larang maka larang semua, kalau diproses maka proses semua," tambahnya.
Ketua ICMI Aceh ini pula mengatakan, bagi warga yang terbang ke provinsi lain tidak diizinkan, sedangkan mereka yang berasal dari luar negeri mudah masuk ke dalam negeri.
"Kemudian bangsa kita tidak bebas pergi terbang, tetapi bangsa lain mudah masuk ke Indonesia, kebijakan seperti itu orang tidak senang, umat Islam dilarang kemudian agama lain tidak dilarang.
Orang melihatnya di situ, sebenarnya pemerintah harus melihat, jangan hanya orang mudik Islam yang dilarang, tapi kok agama orang lain bebas," imbuh Guru Besar UIN Ar-Raniry.
Baca juga: Larang Mudik, Aceh Tamiang Tutup Pintu Perbatasan Mulai 6 Mei 2021
Prihatin dengan Sopir
Masa-masa lebaran ini merupakan masa panen bagi para sopir atau mereka yang memiliki usaha transportasi.
Namun, karena adanya larangan mudik, mereka yang mengantungkan rezeki dari pekerjaan sebagai sopir, secara langsung berdampak pada pemasukan.
"Satu lagi kasihan para supir, susah sekali hidupnya, jangan diterlantarkan mereka begitu, mereka punya keluarga, hari raya butuh uang, orang lain dapat THR ini dan itu, mereka tidak diperhatikan," tutup Prof Dr Farid Wajdi Ibrahim MA. (*)
Baca juga: BERITA POPULER- Kepala Dinas Nikah Siri dengan Bawahan, Trik Soeharto Hadapi KKB hingga THR PNS Cair
Baca juga: BERITA POPULER – Janda & Pria Lajang Digerebek, Gadis Abdya Hilang, Bersimbah Darah di Aceh Utara
Baca juga: BERITA POPULER - Jadwal Cair THR, Biduan Dangdut Rudapaksa Remaja hingga Pemuda Nikahi PNS 53 Tahun