Internasional

Rawat Pasien Virus Corona, Dokter Muda India Sebut, Siapa yang Harus Bertahan Hidup dan Mati

Pasien Virus Corona di India ternyata banyak yang telantar, tanpa oksigen dalam sebulan terakhir ini.

Editor: M Nur Pakar
AP
Seorang dokter mendata para pasien virus Corona di Rumah Sakit New Delhi, India, Rabu (5/5/2021). 

SERAMBINEWS.COM, NEW DELHI - Pasien Virus Corona di India ternyata banyak yang telantar, tanpa oksigen dalam sebulan terakhir ini.

Hal itu seiring lonjakan virus Corona melonjak tinggi dengan ribuan korban terus berjatuhan setiap hari.

Dengan kondisi itu, seorang dokter muda India, Rohan Aggarwal (26) mengatakan pasien virus Corona hanya memiliki dua pilihan, bertahana hidup atau mati.

Dilansir Reuters, Rabu (5/5/2021), Rohan sebenarnya belum menyelesaikan pelatihan medisnya sampai tahun depan.

Namun, di salah satu rumah sakit terbaik di India, dia adalah dokter yang harus memutuskan siapa yang akan hidup dan mati.

Ketika pasien datang kepadanya dengan terengah-engah dan anggota keluarga memohon belas kasihan.

Dengan sistem perawatan kesehatan India terhuyung-huyung di ambang kehancuran selama gelombang kedua virus baru Corona, Aggarwal membuat keputusan itu selama 27 jam kerja.

Termasuk pergantian malam yang suram yang bertanggung jawab atas ruang gawat darurat di rumah sakitnya di New Delhi.

Semua orang di Rumah Sakit Keluarga Suci, pasien, kerabat, dan staf tahu tidak ada cukup tempat tidur.

Bahkan, tidak cukup oksigen atau ventilator untuk menjaga semua orang yang tiba di gerbang depan rumah sakit tetap hidup.

"Siapa yang akan diselamatkan, siapa yang tidak diselamatkan harus ditentukan oleh Tuhan," kata Aggarwal.

"Kami tidak diciptakan untuk itu, kami hanyalah manusia, tetapi pada saat ini, kami dibuat untuk melakukan ini," tambahnya.

India telah melaporkan rekor global lebih dari 300.000 kasus harian selama dua minggu terakhir dengan angka yang menurut para ahli hampir pasti konservatif.

Di ibu kota, kurang 20 dari 5.000 tempat tidur ICU COVID-19 gratis dalam satu waktu.

Pasien bergegas dari satu rumah sakit ke rumah sakit lainnya, sehingga ada yang meninggal di jalan atau di rumah.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved