Internasional
Ketegangan di Perbatasan Jalur Gaza dan Israel Makin Tinggi, Dipicu Kekerasan di Masjid Al-Aqsa
Ketegangan di perbatasan Jalur Gaza dengan Israel pada Senin (10/5/2021) makin tinggi.Hal itu menyusul konfrontasi kekerasan baru-baru ini di Masjid
SERAMBINEWS.COM, KOTA GAZA - Ketegangan di perbatasan Jalur Gaza dengan Israel pada Senin (10/5/2021) makin tinggi.
Hal itu menyusul konfrontasi kekerasan baru-baru ini di Masjid Al-Aqsa dan di lingkungan Sheikh Jarrah di Yerusalem.
Sejumlah roket yang ditembakkan dari Gaza menuju kota-kota Israel pada Minggu (9/6/2021) malam dan Senin (10/5/2021) pagi dicegat oleh sistem pertahanan udara Iron Dome Israel.
Dilaporkan, tidak ada korban luas, seusai balon pembakar juga diluncurkan menuju Israel.
Dilansir AFP, tentara Israel menanggapi serangan tersebut dengan membom situs milik faksi Palestina di Gaza.
Demonstrasi malam juga dilanjutkan di sepanjang perbatasan untuk mendukung beberapa keluarga Palestina yang diancam akan diusir dari rumah mereka di Jerusalem.
Hal itu sebagai bagian dari apa yang disebut protes Pawai Kepulangan yang telah berlangsung selama dua tahun.
Baca juga: Sekjen PBB Desak Israel, Hentikan Kekerasan di Jerusalem Timur
Mohammed Deif, panglima tertinggi Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas di Gaza, baru-baru ini memperingatkan perlawanan akan tidak berdiam diri.
Bahkan katanya, Israel akan membayar mahal jika terus berlanjut dengan tindakan terhadap warga Palestina di Jerusalem.
Dia mengatakankepemimpinan brigade mengamati apa yang terjadi (di Syekh Jarrah) dengan cermat sambil memberi hormat orang-orang Palestina di Jerusalem.
Deif telah berada dalam daftar buronan Israel selama lebih dari dua dekade.
Dia dituduh berada di balik banyak operasi militer terhadap negara tersebut.
Dia telah selamat dari beberapa upaya pembunuhan, yang terbaru selama perang Gaza 2014.
Jerusalem baru-baru ini menyaksikan bentrokan kekerasan antara polisi Israel dan pengunjuk rasa Palestina atas rencana penggusuran untuk memberikan rumah Palestina di pinggiran kota kepada pemukim Yahudi.
Di Jerusalem Timur, yang mencakup Kota Tua, warga Palestina merasakan ancaman yang meningkat dari para pemukim.