Jeruk Patek

Jeruk Patek Rajai Pasar Buah di Banda Aceh, Jeruk Berastagi Masih Rp 40.000 Per Kilogram

Kelangkaan jeruk asal Berastagi atau jeruk medan ini di Banda Aceh dan Aceh Besar dimanfaatkan para petani jeruk di Patek, Aceh Jaya, untuk memanen je

Penulis: Yarmen Dinamika | Editor: Ansari Hasyim
Ilustrasi 

Laporan Yarmen Dinamika I Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Sejak minggu kedua puasa Ramadhan hingga memasuki 1 Syawal 1442 Hijriah (hari pertama Lebaran Idulfitri) di Banda Aceh jeruk madu asal Berastagi, Sumatera Utara atau disebut juga "jeruk medan" masih tetap langka.

Kalaupun ada dijual di satu dua kios buah, harga jeruk ini masih melonjak, mencapai Rp 40.000/kilogram (kg).

Harga Rp 40.000/kg ini bertahan sejak 25 April lalu saat jeruk madu langka di pasaran.

"Langkanya jeruk madu di Banda Aceh disebabkan sedang tidak musim jeruk di Berastagi. Saya sudah lama pesan, tapi tak datang-datang," kata Sri Kurniati (47), pedagang buah di pinggir Jalan Panglima Nyak Makam, Lampinueng, Banda Aceh, Rabu (12/5/2021) malam.

Kelangkaan jeruk asal Berastagi atau jeruk medan ini di Banda Aceh dan Aceh Besar dimanfaatkan para petani jeruk di Patek, Aceh Jaya, untuk memanen jeruknya dalam jumlah banyak. Lalu, dijual ke Banda Aceh.

Ikut Turun dalam Aksi Demontrasi, Aktris Palestina Maisa Abd Elhadi Tertembak Polisi Israel

Hamas Punya Pabrik Senjata Bawah Tanah, Rudal Terbaru hingga Pasukan Elite yang Ditakuti Israel

Alhasil, dalam seminggu terakhir hingga awal Lebaran ini jenis jeruk yang terlihat mendominasi di pasar buah Banda Aceh adalah jeruk patek.

Secara kasatmata, jeruk patek ini beda dengan jeruk madu asal Berastagi.

Jeruk yang dibudidayakan dalam skala luas di Berastagi ini memiliki ciri rasa yang manis, kaya akan kandungan air, serta bentuk bulirnya yang lebih besar.

Bila dilihat dari tampilan luar, jeruk medan ini tak semenarik jenis jeruk mandarin yang warnanya oranye cerah. Namun, jeruk ini mudah lekang dari kulitnya dan di tengahnya terkadang ada semacam getah yang mirip madu.

Adapun jeruk patek tergolong limau manis yang diduga berasal dari daerah antara Assam, India, Tiongkok Selatan, atau Asia Tenggara.

Bentuknya lebih bulat dibanding jeruk medan yang agak pipih. Sebagian kulitnya bertahi lalat, tak mudah dikupas, dan celah dagingnya pun tak mudah lekang. Baru berasa manis ketika sudah ranum benar. Jeruk ini bernama ilmiah Citrus X sinensis. Tampilannya sekilas mirip dengan jeruk pontianak.

"Nah, untung ada jeruk dari Patek. Kalau nggak kios kami benar-benar sepi dari jeruk," ungkap Wirda (59), pedagang buah di Pasar Buah Peunayong, Banda Aceh, Rabu (13/5/2021) malam.

Menurut Wirda, sudah tiga minggu dia tak jualan jeruk madu asal Berastagi yang sangat disukai konsumen di Aceh. Karena tak ada jeruk medan dia pun membeli puluhan kg jeruk patek yang dijual pemasok jeruk dari Aceh Jaya.

Harga jual jeruk patek ini lebih murah Rp 5.000 dibandingkan jeruk madu asal Berastagi. "Ya, saya jual 35.000 rupiah per kilo. Agak mahal memang, tapi ramai juga yang beli, karena tak ada pilihan lain," kata Wirda.

Pantauan Serambinews.com dalam tiga hari terakhir di Peunayong, Lamnyong, dan Jalan Teuku Panglima Nyak Makam Lampineung, jeruk medan benar-benar langka. Di sejumlah kios yang terlihat dijual adalah jeruk patek dengan harga Rp 30.000-Rp 35.000/kg. Dalam keadaan normal, jeruk patek ini paling mahal dijual dengan harga Rp 25.000/kg.

Di beberapa kios dan gerobak buah sesekali terlihat juga jeruk medan dalam ukuran kecil-kecil. Meskipun kecil harganya dibanderol penjual dengan harga Rp 30.000 per/kg yang dalam keadaan musim jeruk medan, harga jeruk seukuran itu hanya Rp 10.000 hingga Rp 18.000/kg.

Wirda berharap, awal Juni nanti jeruk medan dalam berbagai ukuran sudah musim lagi dan otomatis harga jualnya di Aceh bisa lebih murah.

"Kalau sudah normal nanti baru bisa kami jual lagi 20.000 atau 25.000 rupiah per kilo. Tidak seperti sekarang ini. Karena langka dan tidak musim, kami harus jual 40.000 bahkan 45.000 rupiah per kilo," kata Wirda.

Menurut Sri Kurniati, penjual buah di Jalan Teuku Panglima Nyak Makam, Lampineung, jeruk medan pilihan ukuran jumbo, isi enam buah per kilo, pernah ia jual pada medio April lalu dengan harga 45.000 rupiah per kilo. "Itu pun sudah habis,” kata Sri.

Ia juga berharap, musim panen jeruk medan segera tiba sehingga harga jual jeruk jenis ini di Banda Aceh dan sekitarnya kembali normal.

"Risih juga jual jeruk dengan harga tinggi. Dikira orang kami mengambil untung besar. Padahal, harga belinya yang memang tinggi," demikian Sri Kurniati. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved