Internasional

Gedung Sinagoga Runtuh Sendiri, Dua Warga Israel Tewas, Ratusan Orang Terluka

Satu bangunan runtuh sendiri di wilayah yang diduduki di Tepi Barat, menewaskan dua orang dan 15 lainnya terluka.

Editor: M Nur Pakar
AFP
Relawan mengevakuasi korban reruntuhan gedung Sinagoga di Tepi Barat, Minggu (16/5/2021). 

SERAMBINEWS.COM, JERUSALEM - Satu bangunan runtuh sendiri di wilayah yang diduduki di Tepi Barat, menewaskan dua orang dan 15 lainnya terluka.

Rumah ibadah Yahudi, Sinagoga berwarna putih itu penuh dengan jamaah ultra-Ortodoks dan roboh saat doa di awal hari raya besar Yahudi pada Minggu (16/5/2021).

Seorang juru bicara Magen David Adom mengatakan kepada Channel 13 paramedis telah merawat lebih dari 157 orang karena cedera.

Dilansir Reuters, dua orang yang tewas, yakni seorang pria berusia 50-an dan seorang bocah lelaki berusia 12 tahun.

Petugas penyelamat ada di tempat kejadian, merawat yang terluka dan membawa orang ke rumah sakit.

Baca juga: Warga Palestina Peringati Nakba, Pasukan Israel Terus Mengamuk di Jalur Gaza

Keruntuhan itu terjadi beberapa minggu setelah 45 orang Yahudi ultra-Ortodoks tewas dalam kepanikan di sebuah festival keagamaan di Israel utara.

Rekaman amatir menunjukkan keruntuhan yang terjadi selama ibadah Minggu malam di Givat Zeev, tepat di luar Jerusalem, pada awal hari raya Yahudi di Shavuot.

Sinagoga ultra-Ortodoks dipenuhi oleh ratusan orang.

Walikota Givat Zeev mengatakan gedung itu belum selesai dibangun dan berbahaya.

Polisi telah mengabaikan seruan sebelumnya untuk mengambil tindakan.

Baca juga: Arab Saudi Memimpin Aksi Arab di PBB Menyoroti Kekerasan Israel di Jalur Gaza dan Jerusalem

Kepala polisi Jerusalem Doron Turgeman mengatakan bencana itu adalah kasus "kelalaian" dan kemungkinan akan ada penangkapan.

Militer Israel mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka mengirim petugas medis dan pasukan pencarian dan penyelamatan lainnya untuk membantu di tempat kejadian.

Helikopter tentara mengangkut yang terluka dengan udara.

Deddi Simhi, kepala layanan Kebakaran dan Penyelamatan Israel, mengatakan kepada Saluran 12 Israel bangunan ini belum selesai dibangunan,

Bahkan tidak ada izin untuk jamaah, oleh karena itu apalagi mengadakan acara di dalamnya.

”Rekaman televisi dari tempat kejadian menunjukkan bangunan itu belum rampung dibangun,

Dimana, beton terbuka dan papan masih terlihat.

Kecelakaan itu terjadi beberapa minggu setelah penyerbuan di festival keagamaan di Israel utara yang menewaskan 45 orang Yahudi ultra-Ortodoks.

Insiden itu memicu kritik baru atas otonomi luas yang diberikan kepada minoritas ultra-Ortodoks yang kuat secara politik di negara itu.

Baca juga: Pemimpin Hamas Asingkan Diri ke Qatar, Jet Tempur Israel Targetkan Rumah Petinggi Hamas

Tahun lalu, banyak komunitas ultra-Ortodoks mencemooh batasan keamanan virus Corona.

Berkontribusi pada tingkat wabah yang tinggi di komunitas mereka dan membuat marah publik sekuler yang lebih luas.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved