Rudal Hipersonik
Saingi China dan Rusia, Amerika Geber Rudal Hipersonik, Bisa Hancurkan Target di Jarak 1.725 Mil
Diketahui dibanding senjata militer lain, rudal hipersonik adalah senjata ultra-cepat yang mampu menghindari sebagian besar metode deteksi serta inter
SERAMBINEWS.COM - Tak hanya memiliki jutaan tentara aktif yang tersebar diberbagai dunia, namun AS juga memiliki senjata militer yang mematikan.
Salah satunya adalah rudal hipersonik.
Dilansir dari sputniknews.com pada Minggu (16/5/2021), Pentagon memiliki beberapa program senjata hipersonik yang saat ini sedang dikembangkan.
Tujuannya guna menyayangi Rusia dan China, yang sudah memiliki rudal hipersonik yang siap digunakan.
Diketahui dibanding senjata militer lain, rudal hipersonik adalah senjata ultra-cepat yang mampu menghindari sebagian besar metode deteksi serta intersepsi.
Nah, rudal hipersonik ini pun spesial.
Ini karena Angkatan Darat AS mengatakan jangkauan sistem rudal hipersonik yang diluncurkan di darat itu sangat luas.
Di mana senjata tersebut memiliki jangkauan lebih dari 1.700 mil.
Breaking Defense melaporkan awal pekan ini bahwa seorang juru bicara Angkatan Darat AS telah memberi tahu bahwa Senjata Hipersonik Jarak Jauh (Long-Range Hypersonic Weapon/LRHW) yang akan datang akan mampu menyerang target pada jarak yang lebih jauh dari 2.775 km atau 1.725 mil.
• Sekolah Kembali Dibuka 19 Mei, Ini Imbau Kadisdik Aceh Singkil
• Pemakaman Pasien Covid-19 di Langsa Dikawal Personel TNI dan Polri, Begini Prosesnya
Jarak 2.775 km itu seperti kurang lebih dari Jakarta ke Manila, Filipina (sekitar 2.789 km atau 1.733 mil).
Pada jarak itu, senjata itu akan hampir sama dengan rudal balistik jarak menengah (IRBM).
Tetapi karena ini adalah kendaraan luncur hipersonik yang dapat bermanuver, maka itu akan menjadi ancaman yang jauh lebih kuat daripada IRBM yang ada.
Senjata itu juga akan menjadi tambahan terbaru dari daftar rudal berbasis darat yang terus bertambah yang dikembangkan oleh AS.
Dan senjata ini akan melanggar Perjanjian Intermediate-Range Nuclear Forces (INF) yang ditarik AS pada 2019.
Perjanjian bilateral tahun 1987 itu ditandatangani AS dengan Uni Soviet melarang rudal serangan permukaan berbasis darat dengan jangkauan antara 500 dan 5.000 kilometer.