Breaking News

Kru KRI Nanggala Diduga Tertimbun Lumpur, Ada Kawah Misterius Sedalam 15 Meter

Sejauh ini tim baru menemukan haluan, anjungan, dan buritan KRI Nanggala di kedalaman 838 meter.

Cyprianus Anto Saptowalyono
Kapal Selam Indonesia Hilang - Kapal selam KRI Nanggala-402 berlayar mendekati dermaga Indah Kiat di Kota Cilegon, Banten, yang dikabarkan hilang, Rabu (21/4/2021). 

SERAMBINEWS.COM, DENPASAR - Hampir satu bulan sejak KRI Nanggala-402 dinyatakan hilang kontak pada 21 April lalu, belum satu pun tubuh maupun potongan tubuh kru kapal selam buatan Jerman itu yang ditemukan.

Menurut Panglima Komando Armada (Pangkoarmada) II, Laksda TNI Iwan Isnurwanto, semua awak kapal diduga berada di badan tekan kapal yang diduga tertimbun lumpur kawah di perairan Bali Utara.

"Apakah personelnya di sana? Dengan tidak ada temuan personelnya, maka kemungkinan itu ada di sana," kata Iwan saat konferensi pers di Mako Lanal Denpasar, Selasa (18/5/2021).

Iwan menyebut lokasi badan tekan (pressure hull) KRI Nanggala-402 secara pasti juga belum dapat digambarkan.

Sejauh ini tim baru menemukan haluan, anjungan, dan buritan KRI Nanggala di kedalaman 838 meter.

Baca juga: Bangkai KRI Nanggala 402 Segera Dievakuasi, 3 Kapal dari China Tiba di Bali, Ini Kehebatannya

Baca juga: Angkatan Laut Cina Bawa Ahli Kelautan untuk Evakuasi KRI Nanggala di Dasar Laut

Baca juga: Janji Pemerintah Jamin Pendidikan Putra Putri Prajurit KRI Nanggala 402 Harus Dikawal

Iwan mengungkapkan bahwa beberapa bagian badan kapal KRI Nanggala-402 yang tenggelam di perairan Bali itu terpisah hingga beberapa meter. "Kami bisa mengetahui juga berapa jarak sebenarnya antara bagian satu dengan yang lainnya," kata Iwan.

Misalnya, kata dia, jarak antara bagian haluan dengan anjungan badan KRI Nanggala-402 yang terpisah kurang lebih sekitar 107 meter.

Kemudian, jarak antara haluan dengan datum sekitar 47 meter. Sementara perkiraan antara bagian stern atau buritan dengan sail section sekitar 36 meter.

"Antara haluan dengan datum di mana perkiraan kapal selama mengalami kedaruratan kurang lebih 47 meter," tambah dia.

Di lokasi itu ditemukan juga ada kawah sedalam 10-15 meter, tapi belum diketahui apa isi kawah itu. Iwan mengatakan, badan tekan KRI Nanggala-402 diperkiraan lokasinya tidak jauh dari lokasi ditemukannya bagian buritan dan anjungan.

"Ada satu hal di sini, tempat kita namakan creater atau kawah yang diameternya kurang lebih 38 meter dengan kedalaman kurang lebih 10 sampai 15 meter. Ini yang sampai saat ini kita masih belum diketahui apa sebenarnya kawah tersebut. Dan kami perkirakan badan tekan KRI Nanggala-402 ada di dalam kawah itu," ungkap Iwan.

Baca juga: Surati KSAL, Unimal Siap Tampung dan Beri Beasiswa untuk Anak Almarhum Kru KRI Nanggala-402

Baca juga: Polisi dan TNI Bantu Kelancaran Lalu Lintas di Jalan Nasional yang Terendam Banjir

Baca juga: Bupati Bersama Forkopimkab Abdya Ikuti Arahan Presiden Terkait Penanganan Pendemi Covid-19

Untuk melakukan operasi salvage atau pengangkatan kapal tersebut, saat ini Indonesia masih mengandalkan bantuan Cina. Dalam pelaksanaannya Cina menerjunkan tim investigasi Tan Soe Er Hao untuk memetakan dasar laut yang menjadi posisi tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala-402 di perairan Bali Utara.
Beberapa kapal Cina yang dikerahkan membantu proses evakuasi ialah: PRC Navy Ship Ocean Tug Nantuo 195, PRC Navy Ocean Salvage & Rescue Yong Xing Dao 863, serta kapal Penelitian Tan Suo 2 akademi ilmu pengetahuan Tiongkok.

Dari survei yang dilakukan tim China diketahui lokasi potongan KRI Nanggala terletak di 07 derajat, 48 menit 56,6 detik selatan dan 114 derajat, 51 menit 20,6 derajat timur perairan Bali utara. Hasil itu tidak beda jauh dengan hasil deteksi magnetometer KRI Rigel.

"Mereka melakukan survei dasar laut yang dalamnya kurang lebih 839 meter. Apa yang didapatkan dari scan bawah laut dengan jarak lebar 2,5 km dan panjangnya 3,7 km tersebut tidak jauh beda dengan data diberikan KRI Rigel," kata Iwan.

Iwan menjelaskan, kapal Tan Suo-2 melaksanakan penyelaman-penyelaman di antaranya dive operation pertama yakni tugasnya melaksanakan investigasi tentang keberadaan bow section, sail section dan stern section. "Mereka mengecek betul menggunakan DSV atau Deep Submersible Vehicle dengan kedalaman 839 meter sesuai informasi itu adalah peralatan yang diawaki oleh mereka. Sehingga mengapa? Mereka dapat melihat secara langsung, mengarahkan secara langsung dimana posisi-posisinya," jelasnya.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved