Internasional
Arab Saudi Tegaskan, Pemboman Israel di Jalur Gaza Memicu Munculnya Ekstremisme di Kerajaan
Kerajaan Arab Saudi menegaskan pemboman gila-gilaan Israel di Jalur Gaza telah memicu ektremisme di dalam negeri.
SERAMBINEWS.COM, RIYADH - Kerajaan Arab Saudi menegaskan pemboman gila-gilaan Israel di Jalur Gaza telah memicu ektremisme di dalam negeri.
Hal itu disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan.
Dia mengatakan pemboman Israel di Jalur Gaza, Palestina telah memicu ekstremisme di tanah air.
Dilansir SPA, Kamis (20/5/2021), Pangeran Faisal bin Farhan mengatakan kampanye Israel telah memberdayakan para ekstremis.
Dia mendesak semua pihak untuk menghentikan kekerasan yang meletus pekan lalu agar segera diakhiri.
Serangan udara hebat dan tembakan roclet dalam konflik Israel-Gaza telah merenggut lebih banyak nyawa di kedua sisi.
Karena ketegangan berkobar di tengah protes hari Nakba atau kemarahan' alestina di Jerusalem dan Tepi Barat.
Roket Hamas mulai ditembakkan pada 10 Mei 2021.
Sebagai pembalasan atas apa yang dikatakan pelanggaran Israel terhadap hak warga Palestina di Jerusalem selama bulan suci Ramadhan.
Baca juga: Ketua DPR AS, Nancy Pelosi Serukan Gencatan Senjata Hamas-Israel, Ulangi Lagi Pendirian Joe Biden
Serangan roket itu menyusul bentrokan polisi keamanan Israel dengan jamaah di Masjid al-Aqsa.
Selain, kasus pengadilan oleh pemukim Israel untuk mengusir warga Palestina dari lingkungan di Jerusalem Timur yang dicaplok Israel.
Dalam serangan 25 menit pada Rabu (19/5/2021), Israel membombardir sasaran termasuk yang menurut militernya adalah terowongan di Gaza selatan yang digunakan oleh Hamas.
Sekitar 50 roket ditembakkan dari daerah Jalur Gaza, kata militer Israel.
Sirene berbunyi di kota pesisir Ashdod, selatan Tel Aviv, dan daerah-daerah yang lebih dekat dengan perbatasan Jalur Gaza.
Tidak ada laporan cedera atau kerusakan dalam semalam, tetapi tembakan roket selama berhari-hari telah meresahkan banyak warga Israel.
Hampir 450 bangunan di Gaza yang berpenduduk padat telah hancur atau rusak parah.
Termasuk enam rumah sakit dan sembilan pusat kesehatan perawatan primer.
Lebih dari 58.000 warga Palestina telah mengungsi, kata badan kemanusiaan PBB.
“Siapa pun yang ingin belajar tentang kemanusiaan, Israel harus datang ke Jalur Gaza," kata dosen universitas Ahmed al-Astal.
"Melihat rumah-rumah yang dihancurkan, selain mereka yang tinggal di dalamnya,” katanya saat berdiri dekat reruntuhan rumahnya di Khan Younis di Gaza selatan.
Baca juga: Mesir Kirim 60 Ton Bantuan Medis ke Jalur Gaza, Kuwait Menyusul
Kerusakan telah meninggalkan kawah besar dan tumpukan puing di sepanjang jalan pantai.
Sehingga, akan memperdalam kekhawatiran jangka panjang tentang kondisi kehidupan di Jalur Gaza.
Dia mengatakan tidak ada peringatan sebelum rumahnya hancur dalam serangan udara sebelum fajar.
Israel mengatakan telah mengeluarkan peringatan untuk mengevakuasi bangunan yang akan ditembakkan.
Israel mengklaim hanya menyerang apa yang dianggap sebagai target militer.
Permusuhan ini menjadi yang paling serius antara Hamas dan Israel selama bertahun-tahun
Berbeda dari konflik Jalur Gaza sebelumnya, yang telah membantu memicu kekerasan jalanan di kota-kota Israel antara orang Yahudi dan Arab.
Sementara, empat roket diluncurkan ke Israel dari Lebanon pada Rabu (19/5/2021).
Dalam insiden ketiga sejak konflik Jalur Gaza dimulai, kata militer.
Dia menambahkan pasukan Israel menanggapi dengan tembakan artileri ke arah sasaran di Lebanon.
Tidak ada klaim tanggung jawab langsung atas serangan roket itu.
Militer Israel mengatakan kemungkinan dilakukan oleh kelompok Palestina sebagai bentuk solidaritas dengan saudara-saudara di Jalur Gaza.
Baca juga: Israel Tak Berprikemanusiaan, Fasilitas Kesehatan di Jalur Gaza Dihancurkan dan Dua Dokter Tewas
Militer Israel mengatakan satu roket dicegat, yang lain mendarat di tanah terbuka.
Dua lainnya jatuh ke laut setelah sirene meraung di pelabuhan Mediterania Haifa dan daerah-daerah di timur.
Kematian terbaru di Gaza termasuk tiga warga Palestina.
Mereka tewas dalam serangan udara semalam, kata pejabat setempat, termasuk seorang wartawan stasiun radio Al-Aqsa Hamas.
Pejabat medis Gaza mengatakan korban tewas Palestina termasuk 63 anak, dan lebih dari 1.500 orang telah terluka sejak pertempuran dimulai.
Otoritas Israel mengatakan jumlah korban tewas di Israel termasuk dua anak.(*)