Berita Lhokseumawe

Gerhana Bulan Total 26 Mei 2021, Kenapa Shalat Disunatkan Kala Gerhana Masih Berlangsung?

Lalu, kenapa shalat harus dilaksanakan saat gerhana sedang berlangsung? Berikut penjelasan Ketua Nahdatul Ulama (NU) Kota Lhokseumawe, Tgk M Rizwan...

Penulis: Saiful Bahri | Editor: Nurul Hayati
For Serambinews.com
Ketua Nahdatul Ulama (NU) Kota Lhokseumawe, Tgk M Rizwan Haji Ali MA. 

Lanjutnya, menurut penjelasan Kitab at-Taqrirat al-Sadidah, ada tiga cara shalat gerhana. 

Pertama, cara paling sempurna, yaitu shalat dua rakaat dengan melakukan dua kali berdiri dan rukuk dalam setiap satu rakaat, dengan tetap membaca surah al-Fatihah pada setiap dua kali berdiri di setiap rakat. 

Sunat memanjangkan bacaan surat Al-qur'an dalam setiap berdiri sesudah membaca Al-Fatihah. 

Pada saat berdiri pertama, panjangnya bacaan surat al-qur'an adalah membaca surat al-Baqarah atau gabungan surat lain yang panjangnya sama dengan surat Al-Baqarah. 

Pada saat berdiri kedua pada rakaat pertama, sunat membaca surat Ali Imran atau surat lain yang sama panjanya dengan Ali Imran. 

Berdiri ketiga, membaca surat An-Nisa' atau surat lain yang sama panjangnya dengan surat tersebut. 

Berdiri keempat, membaca surah Al-Maidah atau surat lain yang sama panjangnya dengan Al-Maidah. 

Demikian juga sunat memanjangkan setiap  rukuk yang dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut. 

Rukuk pertama durasinya selama membaca 100 ayat dari surat Al-Baqarah.

Rukuk kedua lamanya sepanjang membaca 80 ayat dari Al-Baqarah.

Rukuk ketiga lamanya sepanjang bacaan 70 ayat dari Al-Baqarah.

Rukuk keempat sepanjang 50 ayat dari Al-Baqarah. 

"Ini adalah cara yang paling sempurna. Tapi pelaksanaannya cukup lama," jelasnya.

Cara kedua, melaksanakan shalat dua rakaat.

Setiap rakaat dua kali berdiri dan rukuk, dan membaca surah pendek yang tidak sepanjang surah Al-Baqarah. 

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved