Berita Lhokseumawe

Gerhana Bulan Total 2021, Adakah Doa Khusus Dibacakan Saat Melihat Gerhana? Ini Penjelasannya 

"Tidak ada doa atau wirid tertentu yang disebutkan dalam hadis ketika gerhana terjadi. Baik gerhana bulan maupun gerhana matahari. Karena ketika...

Penulis: Saiful Bahri | Editor: Nurul Hayati
For Serambinews.com
Ketua Nahdatul Ulama (NU) Kota Lhokseumawe, Tgk M Rizwan Haji Ali MA. 

Maha suci Engkau ya Allah, Engkau maha pengampun ya Allah, maha suci Dia yang menciptakan malam, siang, matahari dan bulan, yang masing-masing berputar pada garis edarnya, wahai Dia yang selalu disucikan oleh setiap sesuatu dari makhluk-makhlukNya, maha suci Engkau, apa yang kami sembah akan Engkau adalah sebenarnya sesembahan, apa yang kami syukuri akan Engkau adalah sebenar-benar syukur.

Baca juga: Kisah Gadis Bandung 4 Tahun Jadi PSK Online, Ngaku Pernah Layani Tetangga

Tiga tata cara shalat gerhana

Sebelumnya,  Tgk M Rizwan Haji Ali MA,  menjelaskan, dalam Islam, fenomena tersebut dipandang sebagai peringatan (takhwif wa tazkir) kepada manusia untuk tidak lalai dalam kehidupannya untuk selalu menyembah Allah sebagai pencipta alam semesta. 

"Oleh sebab itu, fenomena gerhana dalam Islam disambut dengan pelaksanaan shalat gerhana," katanya.

Waktu pelaksanaan shalat gerhana adalah semenjak permulaan gerhana tersebut sedang terjadi hingga habis gerhana. 

Apabila gerhana selesai, maka tidak lagi disunatkan untuk melakukan shalat. 

"Karena shalat gerhana termasuk dalam kategori shalat sunat yang memiliki sebab. Jika sebabnya tidak terjadi atau sudah selesai, maka tidak disunatkan untuk melakukannya," urainya.

Dijelaskan juga, dalam Kitab at-Taqrirat al-Sadidah disebutkan bahwa shalat gerhana hukumnya sunat muakkadah. 

Pelaksanaannya disunatkan secara berjama'ah di masjid-masjid, bukan di lapangan. 

Jika tidak sempat berjama'ah, sunat melakukan sendiri. 

"Hukum meninggalkan shalat gerhana adalah makruh," tegasnya.

Lanjutnya, menurut penjelasan Kitab at-Taqrirat al-Sadidah, ada tiga cara shalat gerhana. 

Pertama, cara paling sempurna, yaitu shalat dua rakaat dengan melakukan dua kali berdiri dan rukuk dalam setiap satu rakaat, dengan tetap membaca surah al-Fatihah pada setiap dua kali berdiri di setiap rakat. 

Sunat memanjangkan bacaan surat Al-qur'an dalam setiap berdiri sesudah membaca Al-fatihah. 

Pada saat berdiri pertama, panjangnya bacaan surat Al-qur'an adalah membaca surat Al-Baqarah atau gabungan surat lain yang panjangnya sama dengan surat Al-Baqarah. 

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved