Kisah Inspiratif
Kisah Pria Lhokseumawe Sukses Berkarir di RS Australia, Sempat Gagal ke Belanda dan Jual Semua Aset
Setelah berhasil bangkit, dia pun harus mengorbankan semua aset yang sudah dia kumpulkan dari nol, untuk bisa berangkat ke Australia.
Penulis: Yeni Hardika | Editor: Zaenal
Diakui Ridwan, dia begitu ingin bekerja di Australia agar bisa menghasilkan uang dengan cepat.
Menurut dia, penghasilan yang diperoleh di negara itu lebih besar, sehingga bisa segera mungkin terkumpul dan digunakan untuk membahagiakan kedua orang tuanya.
Dia juga menambahkan rintangan lainnya saat berangkat ke Australia pada awal Januari 2006.
Ridwan sempat ditahan dan diperiksa secara ketat di Bandara selama 3 Jam, yang ketika itu sedang dalam penjagaan ketat usai heboh kasus bom Bali.
"Dulu itu lagi panas-panasnya kasus bob Bali. Kebetulan nama saya waktu itu Ridwan Muhammad Amin, ada Muhammad-nya. Saya juga berjenggot,"
"Saya sempat ditahan di bandara, diperiksa sampai ditelpon ke intelkom, ke mabes. Ditanya riwayat hidup saya di Jakarta, di Indonesia itu gimana," tambahnya.
Tapi dibalik semua rintangan yang dia hadapi, Ridwan percaya bahwa jika sudah rezeki, apapun masalahnya tetap akan sampai.
Dan terlebih penting lagi, katanya, segala bentuk kesuksesan yang diraih tak lepas dari kekuatan doa dari orang tua.
"Saya punya prinsip dari dulu sampai sekarang, sama keluarga dan adik-adik saya juga selalu bilang ini: Ridhallahi fii ridhal wa lidain. Kalau ibumu bapakmu ga ridha sama kamu, kamu tu ga pernah tentram dengan hidupmu," ujarnya.
"Setiap saya mau ujian kerja atau apapun, saya pasti telpon mama, minta didoain supaya lulus. Alhamdulillah setiap saya ikut tes sejak dari Medan, saya ga pernah gagal. Walaupun lulusnya itu pas-pasan," sambungnya.
Kini, dia sudah bahagia dan bangga menjalani pekerjaan sebagai seorang perawat.
Dia pun sudah mengambil gelar profesi di University Technology of Sydney (UTS) yang berlangsung selama 9 bulan.
Ridwan juga tak lupa membagikan kalimat semangat serta motivasinya untuk bisa sukses berkarir di luar negeri sebagai penutup ceritanya.
"Pertama minta restu pada orang tua. Kedua siapa yang bersungguh-sungguh pasti bisa. Orang yang ke Australia itu ada dua, orang paling pintar atau orang paling kaya. Karena kuliah di sana mahal sekali,"
"Tapi kenapa si Ridwan yang orang bodoh dan orang miskin ini bisa kesana. Menurut saya karena saya suka bergaul dan kalau bekerja ya ikhlas saja. Intinya jangan bersaing untuk menggapai cita-cita, tapi kolaborasi untuk bisa capai satu tujuan. Kompetitif itu imagenya kan saling menjatuhkan," pungkasnya.(Serambinews.com/Yenni Hardika)