Tokoh Aceh

Semasa Hidupnya Syamsuddin Mahmud Pernah Beri Kenaikan Pangkat Khusus untuk Mustafa Abubakar

Masih kata Mustafa di periode itu, juga nama Sultan Iskandar Muda dijadikan nama bandara di Aceh yang sekarang dikenal dengan Bandara Sultan Iskandar

Penulis: Fikar W Eda | Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS/FOR SERAMBINEWS.COM
Mustafa Abubakar 

Laporan Fikar W Eda I Jakarta

SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Dari tujuh nama jalan di Jakarta yang menabalkan nama pahlawan asal Aceh, dua diantaranya berkat perjuangan almarhum Prof Syamsuddin Mahmud ketika menjabat Gubernur Aceh bersama Pengurus Pusat Taman Iskandar Muda (PPTIM) yang ketika itu diketuai Mustafa Abubakar.

Dua jalan dimaksud adalah Jalan Sultan Iskandar Muda di kawasan Pondok Indah dan Jalan Teuku Nyak Arief di Jakarta Selatan.

Pengakuan ini disampaikan Mustafa Abubakar yang juga mantan Menteri BUMN dan Pj Gubernur Aceh dalam Takziah dan Doa untuk Almarhum Pak Syam –panggilan prof Syamsuddin Mahmud—diselenggarakan Pengurus Pusat Taman Iskandar Muda (PPTIM) Jakarta secara virtual, Jumat (28/5/2021) malam.

Masih kata Mustafa di periode itu, juga nama Sultan Iskandar Muda dijadikan nama bandara di Aceh yang sekarang dikenal dengan Bandara Sultan Iskandar Muda.

“Yang tidak berhasil adalah mengubah nama Kodam Bukit Barisan menjadi Kodam Sultan Iskandar Muda,” kenang Mustafa Abubakar.

Jasa Pak Syam lainnya adalah memberikan beasiswa kepada 23 ribu orang anak-anak nelayan Aceh yang bersumber dari dana Yayasan Anak Panglima Laot yang memiliki dana abadi mencapai 70 miliar lebih sekarang.

Menurut Mustafa Abubakar, awalnya dana abadi berjumlah Rp 14 miliar bersumber dari hasil penangkapan kapal ikan besar-besaran milik nelayan Thailand yang beroperasi secara ilegal.

Saat peristiwa ini terjadi, Mustafa Abubakar sudah menjabat Irjen Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Dana itu berkembang lagi pada saat Mustafa Abubakar menjabat pj Gubernur Aceh sehingga jumlahnya jadi 50 miliar lebih.

“Dana itu ditampung sebagai dana Yayasan Anak Panglima Laot yang sekarang sudah berkembang menjadi 70 miliar lebih. Dana ini dijadikan untuk membiayai beasiswa anak-anak Aceh. Jasa Pak Syam,” kata Mustafa.

Kesan khusus lainnya, saat Mustafa jadi pegawai negeri, seharusnya kembali ke Aceh tapi diizinkan tetap bekerja di Jakarta.

Siaran Langsung Final Liga Champions, Catat Jadwal Tanding Manchester City vs Chelsea Live SCTV

Jelang Final Liga Champions Manchester City vs Chelsea, Ini Rekor Pertemuan Guardiola dan Tuchel

Mustafa, atas peran Pak Syam mendapat kenaikan pangkat khusus pada 1997 dan 1999. Dari pangkat III/d menjadi IV/a. Itu kenaikan di luar struktur karena Mustafa tidak bertugas di Aceh.

“Waktu itu beliau berpikir bahwa saya juga bekerja untuk Aceh sebagai Ketua Umum Taman Iskandar Muda,” katanya.

Dengan modal pangkat IV/a, Mustafa kemudian diangkat menjadi Irjen Kementerian Kelautan dan Perikanan yang ketika itu dijabat Sarwono Kusumaatmadja yang juga memberikan kenaikan pangkat khusus kepada Mustafa untuk bisa menduduki jabatan Irjen.

“Kenaikan pangkat khusus itu diawali dari Pak Syamsuddin Mahmud. Alhamdulillah,” tutup Mustafa.

Takziah virtual tersebut diikuti oleh warga Aceh yang berasal dari berbagai daerah dan negara, seperti Amerika, Australia, Malaysia dan Indonesia dan lain-lain.

Mewakili keluarga Mawardi Noor Mahmud, menyampaikan penghargaan dan terima kasih atas takziah virtual yang digagas dan diselenggarakan PPTIM tersebut.

Tausyiah takziah disampaikan Tgk Ghazali Abbas Adan, cendekiawan Aceh yang juga mantan anggota parlimen Indonesia.

Ketua Umum PPTIM, Surya Darma mengatakan, Pak Syam adalah sosok yang sangat santun dan dihormati.

“Kami keluarga besar PPTIM sangat kehilangan atas meninggalnya Pak Syam,” ujar Surya Darma.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved